Bobo.id - Tahukah teman-teman? Medali emas pada sebuah Olimpiade merupakan salah satu penghargaan yang paling berharga di dunia.
Tidak hanya itu, cara pembuatan medali emas ini juga sangat menarik.
Untuk Olimpiade Rio 2016, 5.130 medali Olimpiade dan Paralimpik diproduksi di Casa da Moeda do Brasil.
Masing-masing medali itu dibuat selama 48 jam atau sama dengan dua hari.
Selain itu, dibutuhkan 80 orang yang bekerja untuk membuat medali itu sepanjang waktu.
Proses yang sama seperti itu digunakan juga pada Olimpiade 2018 di PyeongChang, Korea Selatan.
Medalinya dirancang oleh Lee Suk-Woo.
Namun, apakah medali tersebut benar-benar terbuat dari emas?
Yuk, kita simak fakta-faktanya!
BACA JUGA : Sering Lihat Atlet Berfoto Sambil Gigit Medali? Ternyata Ini Alasannya
1. Hanya 6 Gram Emas
Medali emas terbuat dari 92 persen perak dan sisanya dilapisi dengan sedikit emas, yaitu sekitar 6 gram saja.
Belum ada medali yang benar-benar seluruhnya terbuat dari emas sejak 1912.
2. Medali Emas Tetap Bernilai
Meskipun tidak terbuat dari emas seutuhnya, medali emas tetap berharga, lo.
Misalnya saja pentinju asal Ukraina, Wladimir Klitschko, ia melelang medali emasnya untuk amal anak-anak pada tahun 1996.
Lalu, seseorang membelinya dengan harga sekitar 14 Miliar rupiah.
Hanya saja medali tersebut langsung dikembalikan untuk menghormati Klitschko dan keluarganya.
BACA JUGA : 3 Kunci Juara Kak Defia, Peraih Medali Emas Pertama Asian Games 2018
3. Ada yang Terbuat dari Meteor
Ternyata, selain medali emas dan perak, ternyata ada juga medali yang terbuat dari meteor, lo.
Sepuluh medali emas di Olimpiade Sochi 2014 berisi potongan-potongan meteor besar yang meledak di atas Rusia padas Februari 2013.
Ini diduga berasal dari meteorit.
BACA JUGA : Keren! Ini Medali Emas Pertama Indonesia di Asian Games 2018
4. Dewa Kemenangan
Nike merupakan dewi kemenangan bersayap dalam mitologi Yunani kuno.
Nah, dewi Nike ini dicetak di salah satu sisi bagian bawah dari lima cincin Olimpiade.
Lihat video ini juga, yuk!
Penulis | : | Yomi Hanna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR