Bobo.id - Teman-teman mungkin sudah tahu tentang Zona Eksklusif Chernobyl.
Tempat ini adalah wilayah yang terkena dampak radiasi dari bencana nuklir pada tahun 1986.
Meski sudah tidak ada lagi manusia yang diperbolehkan tinggal di sana, ilmuwan menemukan satwa di sana meningkat jumlahnya, lo.
Bahkan, populasi serigala, rusa, dan babi liar di sana jumlahnya tujuh kali lebih banyak dari pada yang ada di taman nasional!
Nah, sekarang para ilmuwan mencoba meneliti lagi, nih, karena dikhawatirkan satwa ini menyebarkan dampak radiasi ke tempat lain.
Hmm, apa benar begitu, ya? Kita cari tahu, yuk.
Baru-baru ini, peneliti melacak 13 ekor serigala dengan sebuah alat yang bisa mengukur radiasi.
Nah, rupanya serigala ini pun menemui lebih banyak radiasi ketika mereka berjalan ke wilayah yang tercemar radiasi nuklir.
Baca Juga : Mumi Langka Serigala Es Berusia 50.000 Tahun Ditemukan di Kanada
Michael Byrne dan Jim Beasley menulisnya dalam jurnal yang dirilis di European Journal of Wildlife Research.
Salah satu serigala jantan berjalan sampai ke luar area zona eksklusif ini.
Serigala yang masih muda ini berjalan ke timur menuju Belarus, kemudian Ukraina, sampai ke Rusia!
Kira-kira serigala ini berjalan sejauh 402 kilometer.
Sebetulnya, ini bukanlah hal yang baru. Serigala jantan memang dikenal bisa berjalan jauh untuk mencari pasangan.
Namun, temuan ini menjadi bukti kalau satwa yang tinggal di area radiasi nuklir memang sangat tinggi jumlahnya.
Baca Juga : Setelah 100 Tahun, Serigala Liar Kembali ke Belgia
Sehingga serigala yang muda mulai meninggalkan wilayah itu.
Inilah yang membuat ilmuwan penasaran, apakah serigala yang keluar dari Chernobyl membawa dampak radiasi ke luar.
Peneliti sudah lebih dulu mempelajari kalau banyak satwa kecil seperti burung, hewan pengerat, dan serangga terkena dampak radiasi.
Misalnya seperti kelainan genetik atau terkena penyakit.
Kelainan dan penyakit ini juga ditemukan pada keturunan mereka, teman-teman.
Hewan kecil ini juga bisa menyebarkan partikel radiasi yang disebut debu radioaktif ke lingkungan sekitarnya, lewat gerakan mereka.
Sementara, peneliti belum bisa melihat dampak nyata radiasi pada serigala.
Baca Juga : Tas Paling Berbahaya di Dunia, di Dalamnya Ada Pemicu Rudal Nuklir
Menurut Anders Møller, ilmuwan di Universtas Paris-Sud, menyimpulkan kalau serigala memang bisa bertahan di area radiasi.
Jika melihat dampak radiasi pada hewan lain, tidak mungkin seekor serigala yang tekena radiasi parah bisa berjalan sejauh 402 kilometer.
Selain itu, kondisi serigala di wilayah lain di Eropa juga baik-baik saja.
Anders Møller juga menemukan kalau area yang terkena radiasi yang tinggi bisa dilihat dari rendahnya satwa yang tinggal di sana, teman-teman.
Namun, Jim Beasley dan Michael Byrne masih ingin meneliti lebih lanjut, apakah serigala yang berasal dari zona radiasi ini menyebarkan kelainan genetik.
Karena masih banyak perdebatan, tentunya para peneliti ini masih akan menelitinya secara lebih dalam teman-teman.
Baca Juga : Ternyata Kota Hantu Chernobyl Juga Punya Hotel, Seperti Apa Hotelnya?
Lihat video ini, yuk!
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR