Bobo.id - Banyak penumpang pesawat mengatakan kalau makanan di pesawat terasa kurang lezat.
Namun rupanya ini bukan karena rasa pada makanannya, lo. Rupanya indra perasa kita berubah juga saat beada di atas pesawat, teman-teman.
Ini juga jadi mempengaruhi bagaimana kita merasakan rasa yang berbeda dari biasanya.
Menurut Russ Brown, kepala dari Inflight Dining & Retail American Airlines, kemampuan mengecap lidah dan indera penciuman akan "hilang" saat pesawat berada di ketinggian 30.000 kaki.
Baca Juga : Catat! Inilah Daftar Makanan yang Bisa Dibawa ke Dalam Pesawat
Rasa makanan adalah kombinasi dari perasa lidah dan penciuman. Proses penerimaan rasa asin dan manis kita jadi berubah karena kondisi tekanan udara di kabin.
Ahli psikologi Charles Spence mengatakan kalau makanan dan minuman memang terasa berbeda dibandingkan saat kita ada di daratan.
Alasan berubahnya rasa makanan juga bisa bermacam-macam, kurangnya kelembapan, tekanan udara yang rendah, sampai latar belakang suara.
Rupanya, saat di dalam pesawat pertama-tama yang terpengaruh adalah indra penciuman kita.
Baca Juga : Kenapa Telinga Kita Sakit Saat Naik Pesawat? Ini Penyebabnya!
Semakin tinggi pesawat yang kita tumpangi terbang, tekanan udara dan kelembapan juga semakin menurun, teman-teman.
Nah, kondisi kering dan tekanan udara rendah ini membuat kepekaan indra perasa terhadap rasa manis dan asin jadi berkurang.
Menurut sebuah penelitian, indra perasa kita hanya berkurang kepekaannya pada rasa manis dan asin. Sementara asam, pahit dan pedas hampir tidak terpengaruh.
Ini juga ada kaitannya dengan apa yang kita sebut rasa makanan, sebenarnya adalah aromanya.
Baca Juga : Ini Alasannya Kita Harus Menurunkan Sandaran Tangan di Pesawat
Nah, dengan keadaan udara di kabin, hidung kita tidak bekerja seperti biasanya, sehingga aroma yang tercium juga hambar.
Dalam sebuah acara televisi Mega Food di kanal National Geographic, kepala koki untuk penyedia makanan pesawat juga mengatakan kalau para koki menambahkan tambahan rasa.
Ini dilakukan agar nantinya saat di udara, makanan tetap seimbang rasanya seperti saat di darat.
Menurut psikolog, telinga kita juga memengaruhi rasa makanan ini. Kok, bisa, ya?
Ini karena ada penelitian yang membuktikan kalau kita bisa lebih merasakan rasa manis dan asin saat makan dengan keadaan tenang, dibandingkan dengan latar belakang suara yang berisik.
Baca Juga : Bukan Tidak Doyan Makan, Ini Alasan Selera Lidah Setiap Orang Berbeda
Di tempat yang berisik, makanan juga terdengar lebih renyah, lo.
Namun di bunyi di pesawat sekitar 85 desibel, suaranya tidak terlalu mengganggu telinga kita sampai seperti itu.
Oya, selain kondisi kabin, proses mempersiapkan makanan juga mempengaruhi, teman-teman.
Ini karena makanan dimasak di daratan, kemudian dikemas dan dibawa ke dalam tempat penyimpanan di pesawat.
Nah, saat akan dihidangkan, makanan harus dihangatkan kembali dengan oven konveksi yang meniupkan udara panas pada makanan. Alat ini digunakan sebagai standar keamanan dalam penerbangan.
Seluruh poses ini memang mempengaruhi rasa, bahkan jika kita ada di darat.
Oya, ada beberapa rasa yang justru lebih kuat saat di udara, lo. Misalnya bumbu kapulaga, serai, dan kari.
Baca Juga : Meski Pesawat Terbang Tinggi, Kita Masih Bisa Bernapas, Mengapa Begitu?
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | BBC,National Geographic |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR