"Siapa yang memberi begitu banyak uang untuk kulitmu?" Tanya hakim tersebut.
"Petani kaya yang tinggal di pertanian sepi," jelas Foma.
Hakim itu tidak mengatakan apa-apa, tetapi pulang ke rumahnya. Pada malam yang sama ia membantai sepuluh ekor sapi, mengulitinya dan bergegas pergi ke rumah petani kaya. Esoknya ia kembali ke si miskin Foma.
Baca Juga : Ular dan Tongkat Jadi Lambang Kesehatan, Inilah Cerita di Baliknya
“Kemarin aku datang kepadanya dan menjual kulit-kulit sapiku dan tidak mendapatkan uang sebanyak dirimu?” tanya hakim itu
“Ya itu urusanmu dan urusannya. Kalau dia mau membeli kulit sapiku dengan harga 300 rubel sedangkan ke Anda tidak, itu sama sekali bukan urusanku.” Sekarang saya harus pergi dan memerah kambing saya. "
"Memerah kambingmu?" Tanya sang hakim dan mengikuti Foma dengan rasa ingin tahu.
Baca Juga : Lebih Suka Dengarkan Lagu Sedih daripada Lagu Ceria Ketika Sedang Sedih? Ini Penyebabnya
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR