Bobo.id - Hai teman-teman, pasti sudah tidak sabar menunggu dongeng anak hari ini, ya?
Dongeng anak hari ini berjudul Si Kerdil Berhidung Panjang.
Yuk, langsung saja kita baca dongeng anak hari ini!
------------------------------------------
Baca Juga : Dongeng Anak: Gadis Helwa yang Cantik
Hari masih pagi sekali, tetapi Pak Unang, tukang sepatu sudah berangkat ke pasar, di ujung jalan. Di sana ia memperbaiki sepatu-sepatu yang rusak, juga membuat sepatu. Tetapi ia tidak mempunyai banyak langganan. Sedangkan istrinya, Bu Marsih berkebun sayuran dan buah-buahan di rumah. Setelah panen, sayuran dan buah-buahan ini di jualnya di pasar. Banyak orang yang datang membeli. Karena Bu Marsih selalu menjual sayuran dan buah-buahan yang baik dengan harga murah.
Baca Juga : Wah, Kolam Renang Ternyata Bisa Menularkan Penyakit pada Kita!
Kedua orang tua ini mempunyai seorang anak laki-laki yang pandai dan gagah. Yunus namanya. Setiap hari dengan rajin Yunus menemani dan membantu ibunya berjualan. Semua langganan Bu Marsih senang kepada Yunus.
Baca Juga : Sejarah Film Dunia Berawal dari Video Berdurasi 46 Detik, lo!
Pada suatu hari, datang seorang nenek ke pasar itu. Kulit Nenek itu berkeriput. Hidungnya panjang dan bengkok, mirip paruh burung betet. Bu Marsih terkejut sekali ketika Nenek itu singgah di tempatnya. Dengan terbungkuk-bungkuk nenek itu memilih sayuran dan buah-buahan.
Baca Juga : Ada yang Tidak Bisa Mengenali Suara Orang yang Bahkan Ia Kenal, Kenapa Begitu? #AkuBacaAkuTahu
Nenek itu berkata, "Apakah kau pemilik barang dagangan ini? Aku ingin membeli sayur-sayuran yang baik." Nenek itu memilih sayuran milik Bu Marsih.
Tak lama kemudian ia menggerutu, "Huuh, barang jelek seperti ini saja kalian jual! Harganya mahal lagi!" Yunus kesal mendengar perkataan nenek itu.
Baca Juga : Alat Pemadam Api Sering Terlihat di Gedung-Gedung, Bagaimana Cara Kerjanya?
Ia menjawab, "Kalau memang tak mau membeli, ya sudah! Sebentar lagi tukang masak istana pun akan datang membeli barang dagangan kami. Kau memang seorang nenek jahat. Lihat hidungmu itu mirip paruh burung betet!"
Nenek itu menatap Yunus dan berkata, "Oh! Kau tertarik melihat hidungku yang panjang dan bagus ini?" Kemudian Nenek itu mengambil sebuah kol dan dibantingnya sambil mencaci maki, "Barang jelek saja dijual dengan mahal!"
Baca Juga : Sering Batuk? Pahami 7 Jenis Batuk agar Tidak Salah Mengobatinya
Sekali lagi Yunus menjawab, "Lihat lehermu pun hanya sebesar batang kol. Kol sebaik ini masih pula dicela." ,.
"Sudah Nek, jangan hiraukan perkataan anakku ini. Ia memang seorang anak yang nakal," kata Bu Marsih.
"Yunus tutup mulutmu!"
Baca Juga : Kenapa Lidah Terasa Gatal Setelah Makan Nanas? Apakah Perlu Waspada?
"Baiklah," kata Nenek Tua itu. "Nah berapa harus kubayar? Enam buah kol dan sedikit buah-buahan. Mungkin aku tidak sanggup membawa barang-barang ini. Izinkanlah anakmu mengantarkannya ke rumahku."
Mendengar permintaan Nenek itu, Yunus menangis. Ia takut pergi bersama Nenek itu. Tapi Bu Marsih berkata, "Kau tak boleh begitu. Biasanya kau mau menolong orang lain. Ayolah, Nenek itu tidak akan menyakitimu!"
Baca Juga : Yuk, Lihat Keindahan Alam Melalui Foto Para Pemenang Kontes Foto Drone!
Sambil menangis Yunus pergi juga mengikuti nenek itu. Nenek itu berjalan lamban sekali. Setelah berjalan kira-kira satu jam, mereka pun tiba di sebuah daerah terpencil.
Di situ terlihat sebuah rumah tua dan kecil. Nenek itu masuk ke rumah itu. Alangkah kagumnya Yunus ketika melihat isi rumah itu.
Baca Juga : Tidak Hanya Manusia, Kucing Juga Bisa Terkena Penyakit Jantung
Di dalam rumah itu banyak barang yang terbuat dari emas dan perak. Kerdil Berhidung mancung Sedangkan tembok dan atap rumahnya terbuat dari kayu yang berukir indah sekali!
Setibanya di dalam, Nenek itu mengeluarkan peluit yang terbuat dari perak. Ia membunyikan peluit itu. Tak lama kemudian muncul seekor lumba-lumba. Lumba-lumba ini dapat berjalan dengan dua kaki dan memakai pakaian seperti manusia. Nenek itu berteriak, "Binatang pemalas! Mana sepatuku? Bukankah tadi sudah kuberi aba-aba supaya kau membawa sepatuku?"
Baca Juga : Suka Berenang? Ini 3 Manfaat Berenang yang Tak Dimiliki Olahraga Lain
Lumba-lumba itu segera pergi. Tak lama kemudian ia kembali dengan membawa batok kelapa yang dilapisi kulit. Lumba-lumba mengenakan sepatu yang berbentuk aneh itu pada kaki nenek itu.
Setelah memakai sepatu, nenek itu dapat berjalan cepat sekali. Ketika Yunus mau melarikan diri, nenek itu dapat mengejarnya. Kemudian memasukkan Yunus ke dalam kamar.
Baca Juga : Sering Menggerakkan Tangan Saat Bicara? Ini Alasan Kita Melakukannya
"Duduklah! Kau pasti lelah! Nanti kau boleh makan bersamaku!"
Yunus tidak mau diam bahkan menangis keras-keras. "Diamlah! Sebentar lagi kita akan makan bersama," bujuk nenek itu. Tak lama kemudian datang si lumba-lumba membawa semangkuk sup yang sedap baunya.
Di belakangnya tampak serombongan tupai-tupai yang berpakaian seperti manusia. Setelah semuanya siap nenek itu mengajak Yunus makan. Yunus makan sup dengan lahapnya. Sejak tadi perutnya memang sudah lapar.
Baca Juga : Tidak Perlu Panik, Lakukan 6 Hal Ini Jika Ponsel Terasa Panas
Sehabis makan Yunus tertidur di sofa. Dalam tidurnya ia bermimpi, nenek itu melepaskan bajunya dan menggantinya dengan baju tupai. Yunus melompat-lompat seperti layaknya seekor tupai biasa. Yunus sudah berubah menjadi tupai, tanpa disadarinya.
Setiap hari Yunus membersihkan sepatu nenek itu dengan minyak, agar tetap mengkilap. Karena sering membantu ayahnya, maka Yunus dapat mengerjakan tugasnya dengan baik.
Baca Juga : Yuk, Kurangi Lakukan Kebiasaan Ini Agar Tidak Sulit Tidur di Malam Hari (Bagian 2)
Selama setahun Yunus bertugas sebagai tukang semir sepatu. Pada tahun berikutnya Yunus bekerja mengumpulkan debu. Debu ini digunakan untuk membuat roti. Pekerjaan ini pun dikerjakan oleh Yunus dengan senang hati. Yunus sudah lupa pada kedua orang tuanya.
Setahun setelah itu Yunus ditugaskan untuk mengumpulkan embun. Embun itu adalah air minum nenek itu.
Baca Juga : Beberapa Kebiasaan Menyebabkan Sulit Tidur Malam, Apa Saja, ya?
Pada tahun berikutnya Yunus bertugas membersihkan rumah. Mereka harus membersihkan lantai, melap semua perabotan yang ada di dalam rumah. Pada tahu keempat Yunus diberi tugas memasak. Di sini Yunus banyak belajar membuat masakan yang lezat. la belajar memasak selama beberapa tahun.
Baca Juga : Bagaimana Perubahan Wujud Benda Mengkristal Terjadi? Cari Tahu, yuk!
Pada suatu hari Yunus disuruh ke gudang untuk mengambil sayuran. Di sana Yunus melihat sebuah lemari yang pintunya agak terbuka. Dengan rasa ingin tahu Yunus membuka lemari itu.
Ternyata di dalam lemari itu terdapat bermacam-macam rempah-rempah. Rempah-rempah itu mengeluarkan bau yang harum, mirip dengan bau harum.sup yang pernah dimakannya. Ketika mencium bau itu, Yunus merasa seperti kembali bermimpi.
Baca Juga : Kucing Juga Bisa Marah, Kenali Tanda Saat Kucing Marah, yuk!
Ia bermimpi menjadi seorang kerdil yang berhidung panjang. Kawan-kawannya, yaitu tupai dan ikan lumba-lumba, mengantarkannya ke pintu. Karena Yunus akan pulang.
Ketika terbangun, Yunus sangat terkejut, hidungnya benar-benar panjang! Setiap kali ia bergerak hidungnya selaiu menyentuh segala sesuatu yang ada didekatnya. Namun Yunus tidak perduli. Ia cepat-cepat meninggalkan tempat itu.
Baca Juga : Benarkah Warna Merah Meningkatkan Selera Makan? Ayo, Cari Tahu!
Dalam perjalanan pulang banyak orang yang mengejek Yunus. "Heeh, lihat ada orang kerdil! Hi, hi, hi hidungnya panjang sekali!" Sedih hati Yunus mendengar ejekan itu, tapi ia tidak memperdulikannya dan berjalan terus.
Setelah kira-kira satu jam, Yunus tiba di pasar, di tempat ibunya berjualan. Yunus mendekati ibunya, tapi ia heran melihat wajah ibunya yang murung. "Ibu, mengapa Ibu murung? Ini Yunus, Bu!"
Baca Juga : Sering Lupa Nama Padahal Baru Saja Kenalan? Bisa Jadi Ini Penyebabnya
Bu Marsih menoleh kepada Yunus. Ia terkejut. Tampak olehnya seseorang kerdil yang berhidung panjang dan bengkok seperti paruh betet. Kulitnya pun keriput-keriput.
Karena terkejut, Bu Marsih berteriak, "Pergi kau! Mau apa kau di sini? Aku orang miskin, aku tidak mempunyai makanan atau uang untukmu. Pergilah cepat, nanti langgananku takut padamu!"
Baca Juga : Sering Salah, 4 Bahan Ini Sebenarnya Tak Boleh Digunakan untuk Atasi Luka Bakar
Dengan sedih Yunus meninggalkan ibunya. Yunus berjalan ke tempat ayahnya. Wajah ayahnya pun menunjukkan kesedihan. Yunus lalu bersembunyi di balik tiang.
(Bersambung)
Baca Juga : Mengapa Makan Kekenyangan Membuat Kita Jadi Mengantuk? #AkuBacaAkuTahu
Tonton video ini, yuk!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR