Bobo.id – Siapa yang hari ini bertugas jadi pengibar bendera di upacara bendera Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 tahun?
Wah, pasti sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari agar pengibaran bendera bisa berjalan dengan lancar.
Baca Juga: Besok, Upacara Penobatan Raja Baru Thailand Akan Dimulai, Seperti Apa?
Memang pengiban bendera merah putih menjadi momen yang selalu ditunggu-tunggu.
Namun, tahukah teman-teman siapa sosok yang mengibarkan bendera Indonesia untuk pertama kali?
Ternyata ada tiga orang yang bertugas mengibarkan bendera saat itu. Siapa saja mereka? Kita cari tahu, yuk!
Baca Juga: Reptil ini Dapat Mengubah Warna Tubuhnya, lo! Reptil Apa, ya?
Latief Hendraningrat
Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat, lahir di Jakarta pada 15 Februari 1911, merupakan seorang prajurit Pembela Tanah Air (PETA).
Di masa pendudukan Jepang, Latief aktif dalam pelatihan militer yang didirikan oleh Jepang.
Ia tergabung dalam organisasi tentara bentukan Jepang, Pembela Tanah Air (PETA).
Karena kelihaiannya, prestasi Latief di militer dinilai membanggakan. Ia pernah juga menjabat komandan kompi dan berpangkat Sudanco.
Pangkat ini berada di bawah pangkat tertinggi pribumi ketika itu, yaitu Daidanco atau komandan batalion.
Ketika berita kekalah Jepang oleh sekutu terdengar Indoneisa, bagi kalangan muda momentum ini dianggap sebagai kesempatan bagi Soekarno dan Hatta untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Baca Juga: Meskipun Berbentuk Kerucut, Cara Memotong Tumpeng yang Benar Bukan dari Puncaknya, lo!
Mereka kemudian menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok dan mendesak Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan.
Upaya ini berhasil hingga akhirnya pembacaan proklamasi dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada 17 Agustus 1945.
Latief Hendraningrat termasuk orang yang mempunyai peran dalam peristiwa bersejarah ini.
Latief adalah orang yang dipercaya mengamankan lokasi sebelum acara pengibaran bendera di mulai.
Ia menempatkan prajuritnya di sekitar Pegangsaan dan mengamankan jalannya acara penting itu.
Setelah pembacaan naskah proklamasi oleh Soekarno, dilakukan pengibaran bendera Merah Putih.
Ketika itu, Latief memakai seragam tentara Jepang karena merupakan pasukan PETA.
Ia bersama Suhud Sastro Kusumo mengibarkan bendera Merah Putih pertama setelah proklamasi kemerdekaan.
Baca Juga: Ada Orang yang Tidur Berjalan, Benarkah Tidak Boleh Langsung Dibangunkan?
Suhud Sastro Kusumo
Suhud lahir pada 1920. Dia merupakan anggota Barisan Pelopor bentukan Jepang.
Saat upacara proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Suhud turut bertugas sebagai pengibar bendera.
Pada 14 Agustus 1945, Suhud dipercaya menjaga keluarga Soekarno dari berbagai macam gangguan.
Dua hari kemudian, 16 Agustus 1945, Soekarno dibawa oleh Soekarni dan Chaerul Saleh ke suatu tempat yang dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok.
Baca Juga: Pernah Kram di Jari Kaki? Rasanya Tidak Enak, Ini Cara Mencegahnya
Saat itu, Suhud tidak curiga terhadap Soekarni dan Chaerul Saleh yang membawa Soekarno. Dan tidak menganggapnya sebagai suatu penculikan.
Malam harinya, Soekarno kembali ke rumah dan persiapan proklamasi kemerdekaan mulai dilakukan dengan matang.
Pimpinan kawedanan dan kecamatan sudah dikoordinasi.
Suhud diperintahkan mempersiapkan tiang bendera. Tiang ini kemudian digunakan untuk mengibarkan sang saka Merah Putih.
Suhud bertugas membentangkan bendera yang kemudian ditarik oleh Latief.
Baca Juga: Dikenal dengan Nama Kepiting Vampir, Apa Keunikan Kepiting Ini, ya?
Surastri Karma (SK) Trimurti
SK Trimurti lahir di Boyolali, Jawa Tengah, pada 11 Mei 1912. Ia menjalani pendidikan dasar di Noormal School dan AMS di Surakarta.
Setelah itu, melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI).
Selama masa pergerakan, SK Trimurti aktif di Partai Indonesia (Partindo).
Ia juga berkarier sebagai guru sekolah dasar. Berprofesi sebagai guru tak menghentikannya tetap berkarya melalui tulisan.
SK Trimurti sempat dipenjara karena membagikan selebaran anti-kolonial.
Baca Juga: Meski Baik, Memberi Makan Kucing Liar di Bawah Meja Rumah Makan Bisa Berbahaya, lo! Ini Alasannya
Selama di penjara, tulisan yang dihasilkannya justru semakin kritis.
Setelah menikah dengan Sayuti Melik, ia bersama Sayuti mendirikan Koran Pesat di Semarang, yang sempat dibredel pada masa penjajahan Jepang.
Saat proklamasi kemerdekaan, bersama Latief dan Suhud, ia turut bertugas sebagai pengibar bendera.
SK Trimurti pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja pertama di Indonesia di bawah Perdana Menteri Amir Syarifudin yang menjabat pada 1947-1948.
Setelah itu, dia aktif dalam organisasi perempuan yang didirikannya, Gerwis, yang pada 1950 berubah menjadi Gerwani.
SK Trimurti pernah dipenjara karena tuduhan Gerwani dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
(Penulis: Aswab Nanda Pratama)
Baca Juga: Mengonsumsi Buah dan Sayur Sebaiknya Tidak dalam Bentuk Jus, Kenapa, ya? #AkuBacaAkuTahu
Tonton juga video ini, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Sepdian Anindyajati |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR