Bobo.id – Mungkin teman-teman tahu bahwa tubuh menggunakan gula sebagai sumber energi.
Namun, asupan gula juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kelebihan gula dalam darah yang bisa memicu beberapa jenis penyakit seperti diabetes tipe 2.
Ada makanan yang mengandung gula alami, ada juga yang mengandung gula tambahan. Bagaimana caranya mengetahui adanya kandungan gula dalam makanan kita, ya?
Yuk, kita cari tahu fakta tentang gula!
Baca Juga: 7 Pemanis Pengganti Gula yang Rendah Kalori untuk Penderita Diabetes
Kandungan Gula Seperti Apa yang Disebut Tinggi?
Dalam makanan yang kita konsumsi, ada banyak kandungan gula. Meski tidak begitu besar, kita terkadang tidak sadar mengonsumsi terlalu banyak makanan dengan gula tambahan yang tinggi.
Menurut American Heart Association (Asosiasi Jantung Amerika), seorang perempuan dewasa sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 100 kalori dari gula tambahan setiap harinya.
Jumlah itu sama dengan sekitar enam sendok teh gula, teman-teman.
Sedangkan, seorang laki-laki dewasa sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 150 kalori gula tambahan, atau sekitar sembilan sendok teh gula.
Namun, aturan itu berlaku untuk gula tambahan seperti gula dalam biskuit, sereal, atau camilan dan minuman kemasan lainnya.
Kita masih bisa mengonsumsi gula alami dalam buah, sayuran, atau susu.
Misalnya ada gula yang alami seperti laktosa yang terkandung dalam susu; ada juga glukosa dalam karbohidrat seperti nasi, ubi, atau pasta; dan ada juga fruktosa alami dalam buah.
Selain dari makanan, perhatikan juga gula tambahan yang terkandung dalam minuman seperti soda dan jus buah kemasan.
Baca Juga: Untuk Deteksi Dini Diabetes, Coba 3 Jenis Tes Kadar Gula ini
Mencari Tahu Kandungan Gula Tambahan dalam Makanan
Menurut British Heart Foundation (Organisasi Jantung Inggris), kita bisa mengetahui jumlah gula tambahan dalam makanan dari jumlah gula total yang tertera pada kemasan.
Biasanya, pada label makanan, baik gula alami dan gula tambahan diberi label gula atau “sugars”.
Jika kandungan gula dalam makanan itu 22,5 gram per 100 gram atau 27 gram per satu porsi, artinya makanan atau minuman kemasan itu mengandung gula yang tinggi.
Kita juga bisa memeriksa apakah gula yang ada dalam makanan atau minuman kemasan sudah ada secara alami atau ditambahkan.
Dari mana kita tahu gula tambahan itu, Bo?
Gula memang punya beberapa nama yang berbeda-beda, teman-teman.
Salah satu cara yang mudah kita ingat untuk melihat kandungan gula adalah memperhatikan bahan yang berakhiran “ose” dalam bahasa Inggris atau “osa” dalam bahasa Indonesia, misalnya fructose (fruktosa), glucose (glukosa), dextrose (dekstrosa), dan sucrose (sukrosa) pada makanan kemasan.
Yang lebih mudah, gula tambahan juga terkadang dituliskan sebagai campuran sari buah, madu, sirup, atau nektar.
Apakah Gula Tidak Baik untuk Tubuh?
Sebenarnya, gula tidak buruk bagi tubuh, kok, teman-teman.
Namun, yang perlu kita hindari adalah kecenderungan mengonsumsi makanan yang tinggi gula kandungan gula, yang bisa menyebabkan kadar gula terlalu tinggi di tubuh.
Selain memicu diabetes tipe 2, kelebihan gula juga bisa meningkatkan risiko kelebihan berat badan serta obesitas.
Lebih baik sumber energi (karbohidrat) lebih banyak kita dapatkan dari zat tepung dibandingkan zat gula, karena tubuh memecah karbohidrat tepung lebih lambat sehingga peningkatan energi terjadi bertahap.
Jadi, batasi konsumsi gula, terutama gula tambahan dari makanan dan minuman tambahan, ya, teman-teman.
Baca Juga: Selain Makanan, 5 Kebiasaan Sehari-Hari Ini Bisa Membuat Gula Darah Naik
Yuk, lihat video ini juga!
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Eating Well,British Heart Foundation |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR