Bobo.id - Ada berbagai inovasi pada makanan dan minuman, yang membuatnya jadi lebih menarik.
Apakah teman-teman juga pernah membeli makanan dan minuman yang sempat populer dan banyak dibeli orang lain?
Nah, salah satu tren makanan dan minuman yang sempat populer adalah makanan yang dilapisi atau punya topping emas.
Namun bentuk emas yang digunakan pada makanan dan minuman ini berbeda dengan emas yang ada pada kalung, cincin, atau anting.
Baca Juga: Bisa Diolah Jadi Makanan, Apa Manfaat Kandungan Biji Nangka, ya?
Ada beberapa bentuk emas yang digunakan untuk makanan dan minuman, yaitu berbentuk serbuk, kepingan, lembaran, maupun kelopak emas.
Biasanya, berbagai bentuk emas ini digunakan sebagai hiasan saja, untuk membuat makanan dan minuman terlihat lebih menarik.
Saat ini, makanan dan minuman yang dihiasi dengan emas memang sedang banyak digemari, tapi sebenarnya menambahkan emas pada makanan sudah dilakukan sejak lama, lo.
Wah, kalau sudah banyak dinikmati, apakah hiasan emas aman dikonsumsi bagi tubuh kita?
Penambahan Emas pada Makanan dan Minuman Sudah Berlangsung Lama
Berbagai makanan bisa ditambahkan hiasan emas dalam berbagai bentuk, seperti es krim yang dilapisi emas, pizza dengan topping lembaran emas, maupun kue yang ditaburi kepingan emas.
Meskipun saat ini ada banyak makanan dan minuman yang dihiasi dengan emas, tapi pemakaian emas untuk hiasan pada makanan dan minuman sudah berlangsung sejak lama.
Mengonsumsi emas merupakan tradisi yang sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu.
Mengonssumsi emas dianggap sebagai tandda kekuasaan dan kekayaan yang berlangsung di Tiongkok, Jepang, Mesir, serta Roma Kuno.
Biasanya, emas akan ditambahkan pada makanan saat perjamuan makan, untuk membuat sang tamu menjadi terkesan dengan makanan yang disajikan.
Selain emas, kadang perak juga digunakan sebagai hiasan untuk membuat beberapa makanan terlihat semakin mewah.
Bagaimana Emas Diolah Menjadi Bisa Dimakan?
Kamu pasti tahu, kalau emas punya tekstur yang keras, bahkan emas juga ada yang berbentuk batangan.
Namun emas yang bisa dikonsumsi, bentuknya sangat tipis dan bisa kita makan.
Untuk membuat emas yang tadinya keras menjadi lembaran dan bisa dimakan, ternyata harus melalui proses yang panjang, nih.
Pertama, emas yang keras harus dicairkan lebih dulu pada suhu yang sangat panas.
Baca Juga: Coba Mulai Rutin Konsumsi Air Rebusan Jahe, Bisa Jaga Kadar Gula Darah!
Emas yang sudah mencair kemudian dipindahkan ke cetakan yang bentuknya persegi panjang, agar memudahkan proses selanjutnya.
Setelah emas menjadi dingin dan kembali mengeras, emas kemudian dipindahkan untuk beralih ke tahap berikutnya, yaitu dipipihkan dengan cara dipukul sampai mencapai ketebalan yang diperlukan.
Jika sudah mencapai ketebalan tertentu, emas kemudian akan melalui proses pemipihan lainnya, yaitu menggunakan mesin pemipih yang bentuknya seperti penggulung dan diulangi beberapa kali.
Setelah emas selesai diproses hingga menjadi lembaran yang sangat pipih, selanjutnya emas dipindahkan ke lembaran-lembaran kertas yang berbentuk seperti buku untuk kemudian bisa digunakan.
Baca Juga: Bisa Diolah Jadi Makanan, Apa Manfaat Kandungan Biji Nangka, ya?
Emas pada Makanan dan Minuman Aman Dikonsumsi
Selain emas, perak juga bisa termasuk logam yang dijadikan hiasan untuk ditambahkan pada makanan dan minuman, lo.
Mungkin ada yang bertanya-tanya, emas kan biasanya digunakan sebagai perhiasan, apakah aman untuk mengonsumsi emas dan perak?
Jawabannya adalah aman untuk mengonsumsi emas yang ada pada hiasan makanan, kok, teman-teman.
Secara kimia, emas bersifat inert, yang artinya emas tidak dicerna oleh tubuh, tapi emas juga tidak akan berinteraksi dengan bahan kimia serta senyawa lainnya dengan cara yang bahaya.
Baca Juga: Ingin Punya Ingatan Kuat? Coba Konsumsi 6 Makanan yang Meningkatkan Fungsi Otak Ini, yuk!
Saat kita mengonsumsi emas, sebenarnya emas yang masuk ke dalam tubuh jumlahnya sangat sedikit, sehingga emas akan melewati saluran pencernaan dan dikeluarkan dengan bentuk yang sama.
Emas yang diolah untuk hiasan pada makanan dan minuman juga sudah melewati proses yang sesuai dengan standar kesehatan yang berlaku.
Selain itu, emas yang dikonsumsi juga harus antara 22 dan 24 karat, ini artinya kemurnian emas mencapai 90 persen, yang tidak mengandung racun atau kotoran lain.
Baca Juga: Tidak Perlu Takut Kekurangan Kalsium Karena Alergi Susu, Cukup Konsumsi 5 Makanan Tinggi Kalsium Ini
Namun berbeda dengan perak, yang ada dua jenis, yaitu perak versi ion dan versi non-ionik.
Perak non-ionik tidak bisa diserap oleh tubuh, sehingga aman bagi pencernaan, berbeda dengan perak ion yang dapat dicerna tubuh dan bisa menyebabkan keracunan.
Apakah kamu pernah melihat atau bahkan mencicipi makanan dan minuman yang dihiasi emas?
Tonton video ini juga, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Bon Appetit,Science ABC,cornucaupia.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR