Bobo.id - Banyak yang mengatakan, makanan atau minuman tinggi lemak serta gula harus dihindari maupun dibatasi konsumsinya.
Makanan dengan gula tinggi dikhawatirkan bisa menyebabkan naiknya gula darah dan diabetes.
Sedangkan makanan berlemak bisa menyebabkan penyakit berbahaya, seperti jantung dan stroke.
Benarkah gula dan lemak tidak baik untuk kesehatan? Antara gula dan lemak, mana yang sebaiknya dihindari agar kesehatan tubuh selalu terjaga, ya?
Baca Juga: Bisa Membuat Sistem Imun Menjadi Lemah, Inilah 4 Efek Buruk Jika Sering Tidur Terlalu Malam
Lemak dan Gula Sama-Sama Berbahaya, tapi Tidak Semua Lemak dan Gula Berbahaya
Mengutip dari Kompas.com yang melansir dari Health Cleveland, American Heart Association menyebutkan bahwa gula dan lemak ternyata sama berbahayanya bagi tubuh.
Namun lemak dan gula ini bisa juga tidak berbahaya bagi tubuh, kok.
Perbedaannya terletak pada jenis lemak dan gula yang dikonsumsi dan masuk ke tubuh.
Ada beberapa jenis lemak yang berbahaya untuk tubuh, seperti lemak jenuh dan lemak trans. Sedangkan gula yang berbahaya bagi tubuh adalah gula tambahan pada makanan maupun minuman.
Ada Jenis Lemak Tertentu yang Berbahaya Bagi Tubuh
Lemak yang berbahaya bagi tubuh adalah lemak jenuh dan lemak trans, karena dua jenis lemak ini bisa memicu munculnya kolesterol low-density lipoprotein atau LDL yang bisa menciptakan penyakit arteri koroner.
Konsumsi lemak trans bisa meningkatkan kadar kolesterol LDL, tapi menurunkan kadar kolesterol baik, yaitu HDL.
Selain itu, lemak trans juga menyebabkan peradangan, sehingga mempercepat penyakit arteri koroner.
Lemak jenuh banyak ditemukan terutama dalam produk hewani dan minyak yang berasal dari tanaman, seperti minyak kelapa dan minyak sawit.
Baca Juga: Selain Karena Kebiasaan yang Terlihat Sepele Ini, Mata Minus Juga Bisa dari Keturunan Orang Tua
Agar tidak membahayakan tubuh, sebaiknya batasi konsumsinya maksimal 10 persen dari total kalori.
Berbeda dengan lemak jenuh, tidak ada batas aman konsumsi lemak trans, karena sebaiknya jenis lemak ini tidak dikonsumsi.
Penyebabnya karena lemak trans tidak ditemukan secara alami di alam, karena lemak trans adalah produk sampingan dari proses pengubahan minyak sehat menjadi lemak padat, misalnya margarin.
Baca Juga: Banyak yang Mengantuk Saat Cuaca Dingin, Apa Benar Kedinginan Bikin Kita Mengantuk?
Gula Tambahan Merupakan Jenis Gula yang Kurang Baik untuk Tubuh
Tahukah kamu? Gula dapat dengan mudah ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman yang kita konsumsi setiap hari.
Dalam buah yang menyehatkan terdapat gula alami yang disebut fruktosa dan dalam susu terkandung gula alami, yaitu laktosa.
Namun selain gula alami, ada juga gula tambahan, yang biasanya berjenis sukrosa, yang ditambahkan untuk memberi rasa.
Nah, gula yang berbahaya bagi tubuh ini adalah gula tambahan yang ditambahkan pada makanan maupun minuman.
Gula tambahan ini bisa dalam bentuk yang terlihat maupun tidak. Misalnya seperti pada kue, es krim, permen, maupun minuman dan makanan manis lainnya.
Sedangkan bentuk gula yang tidak terlihat adalah pada roti, sereal, dan saus tomat.
Kita perlu mewaspadai bentuk gula yang tidak terlihat, nih, karena bisa membuat kita mengonsumsi gula melebihi batas.
Baca Juga: Saat Tidur, Tubuh Mengalami 5 Tahapan Tidur, Apa Saja Tahap yang Kita Alami?
Konsumsi Lemak yang Baik dan Perhatikan Jumlah Asupan
Selain lemak jahat dan gula tambahan, sebenarnya kita tetap bisa mengonsumsi lemak dan gula, kok.
Caranya adalah dengan memilih jenis lemak tertentu dan perhatikan jumlah asupan atau bahan yang kita konsumsi.
Jenis lemak yang baik untuk tubuh adalah lemak tak jenuh tunggal dan ganda yang baik untuk jantung.
Lemak tak jenuh tunggal dan ganda justru bisa menurunkan tingkat penyakit kardiovaskular atau peredaran darah.
Baca Juga: Waspada! Penyakit Gagal Ginjal Juga Bisa Dialami Anak-Anak, Kenali 10 Gejalanya
Jenis lemak tak jenuh ganda ini termasuk omega 3 dan omega 6 yang bisa didapatkan dari salmon, sarden, kedelai, hingga bunga matahari.
Sedangkan untuk mengurangi gula, maka yang bisa kita lakukan adalah dengan selalu memperhatikan jumlah asupan makanan.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara membacalabel fakta nutrisi pada makanan kemasan.
Sedangkan untuk makanan yang bukan makanan kemasan, kita bisa mengetahui kandungannya dengan cara menggunakan aplikasi khusus untuk melihat kandungan kalori, gula, lemak, dan zat lainnya.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR