Bobo.id - Saat musim hujan, banyak daerah yang berpotensi mengalami banjir.
Hal ini dapat disebabkan karena curah hujan yang tinggi, sehingga membuat sungai meluap hingga ke daratan.
Selain itu, penumpukan sampah, kurangnya penahan air, maupun pendangkalan sungai bisa menyebabkan terjadinya banjir.
Wah, kalau sudah banjir begini, biasanya air tidak hanya menggenangi jalan saja, tapi juga bisa sampai masuk ke dalam rumah.
Sayangnya, air banjir ini tentu kotor, teman-teman. Akibatnya, ada beberapa penyakit yang bisa dialami anak-anak seperti kita ketika banjir datang dan terpapar banjir.
Mengutip dari Kompas.com berdasarkan penjelasan dokter spesialis anak, dr. Eugenia Permatami H, ada beberapa penyakit yang rentan menyerang anak-anak saat terpapar banjir, nih.
Baca Juga: Meski Bersuhu Dingin, Antartika Ternyata Punya Gunung Berapi Aktif
1. Diare
Banjir bisa meningkatkan penyakit yang disebarkan lewat air, atau waterborne diseases atau air yang terkontaminasi penyakit, dan merupakan penyebab utama penyebaran diare.
Selain itu, saat banjir dan harus mengungsi, orang-orang harus berada dalam suasana yang padat, sehingga tingkat higienitas atau kebersihan menjadi kurang.
Akibatnya, penularan melalui oral atau melalui mulut juga menyebabkan penyakit pada saluran cerna meningkat tinggi.
Penyebab diare yang paling banyak dialami anak-anak adalah virus, rotavirus, kolera, hingga disentri.
2. Infeksi Kulit dan Mata
Akibat bersentuhan langsung dengan air banjir, maka infeksi kulit juga sangat mungkin terjadi.
Biasanya, penyakit kulit bisa disebabkan oleh berbagai organisme, seperti bakteri, virus, jamur, dan juga parasit, kutu atau larva yang bisa menginfeksi kulit.
Nah, selain infeksi kulit, infeksi mata juga bisa terjadi saat banjir datang, teman-teman.
Infeksi mata bisa menular melalui air, misalnya moluskum kontagiosum atau penyakit pada kelopak mata.
Konjungtivitis atau mata merah yang biasa disebut dengan belekan juga sangat rentan menyerang anak-anak saat banjir, nih.
Baca Juga: Sama-Sama Mengandung Banyak Nutrisi, Lebih Baik Mengonsumsi Salmon atau Tuna, ya?
3. Otitis Eksterna
Selain penyakit yang menyerang bagian luar tubuh, kita juga rentan terkena penyakit yang menyerang bagian dalam tubuh, nih, seperti telinga.
Penyakit ini disebut otitis eksterna, yang merupakan infeksi telinga.
Infeksi telinga terjadi karena air banjir yang kotor menyebabkan adanya infeksi pada kulit tipis yang membungkus saluran telinga luar dan dalam.
Saat infeksi telinga terjadi, maka akan ada cairan yang keluar, disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui air.
4. ISPA
ISPA atau infeksi saluran pernapasan akut dapat ditularkan melalui udara, yang gejalanya berupa demam, batuk, dan pilek, yang disebabkan oleh virus.
Namun kalau gejala seperti demam berlangsung lebih dari satu minggu, maka penyebab ISPA biasanya adalah bakteri.
Nah, kalau teman-teman menderita ISPA ketika banjir, maka usahakan selalu berada di keadaan yang hangat dan mengonsumsi makanan kaya energi.
Pertolongan pertama yang bisa diberikan untuk ISPA misalnya antihistamin dan paracetamol.
5. Demam Berdarah Dengue
Penyakit demam berdarah dengue atau DBD biasanya memang tidak berdampak langsung ketika bajir datang.
Namun ketika banjir sudah surut dan masih tersisa genangan air, maka kita harus mewaspadai DBD, nih, karena biasanya nyamuk aedes aegypti akan berkembang biak di genangan air.
Gejala yang ditunjukkan DBD biasanya adalah demam atau panas tinggi yang naik turun.
Baca Juga: Tidak Banyak Anak-Anak yang Terjangkit Coronavirus dari Wuhan, Mengapa Begitu?
6. Leptospirosis
Leptospirosis disebabkan bakteri leptospira ini akan hidup dengan baik pada saat curah hujan tinggi dan banjir, karena penyebarannya sangat luas.
Penyakit yang disebabkan karena air pipis tikus ini, penularannya banyak terjadi di tempat yang sanitasinya buruk dan sistem drainasenya kurang baik.
Kebanyakan kasus yang terjadi pada anak-anak adalah leptospirosis ringan dengan gejala seperti infeksi virus yakni, demam, nyeri kepala, dan nyeri otot.
Biasanya leptospirosis juga bisa menyebabkan diare dan nyeri tekan di area betis. Nah, biasanya leptospirosis akan sembuh dan menghilang sendiri dalam dua sampai tiga minggu.
7. Demam Tifoid
Demam tifoid disebabkan oleh bakteri salmonella typhi.
Penyakit ini terjadi karena kurangnya higienitas, salah satunya karena penyajian makanan yang tidak bersih.
Sifat demamnya seperti anak tangga, semakin hari semakin panas. Namun gejala lain yang ditunjukkan juga bisa berupa diare, susah buang air besar, mual, hingga muntah.
Baca Juga: Mulai dari Diabetes Sampai Penyakit Jantung, Ini 5 Penyakit yang Gejalanya Sering Diabaikan
(Penulis: Dian Reinis Kumampung)
Tonton video ini juga, yuk!
4 Perbedaan Gagasan Pokok dan Gagasan Pendukung, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR