Bobo.id – Saat perayaan Iduladha beberpa hari lalu, apakah teman-teman juga kebagian mencicipi olahan daging kambing?
Daging kambing bisa diolah menjadi berbagai macam lauk pauk, teman-teman, seperti sup, tengkleng, gulai, tongseng, dan banyak yang lainnya.
Salah satu olahan daging kambing yang terkenal adalah sate kambing.
Tapi, ternyata daging kambing tidak disarankan diolah jadi sate kambing, nih, teman-teman.
Apa sebabnya, ya? Ketahui juga cara mengurangi risiko mengolah daging kambing jadi sate, yuk.
Daging Kambing Tidak Disarankan Diolah Jadi Sate Kambing
Bersumber dari Kompas.com, ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen M Hum menyerankan daging kambing diolah jadi sup, gulai, atau tongseng.
Menurut beliau, daging kambing tidak disarankan diolah jadi sate kambing.
Beliau menjelaskan bahwa kita perlu menghindari terbentuknya akrilamida pada daging.
Akrilamida adalah senyawa yang terbentuk pada protein (daging) yang dibakar. Akrilamida ini bisa menjadi salah satu penyebab kanker.
Dikutip dari situs Health metode membakar makanan di atas api bisa membuat terbentuknya HCA (heterocyclic amine) dan PAH (polycyclic aromatic hydrocarbons). Keduanya dikaitkan dengan pembentukan sel kanker.
3 Cara Mengurangi Risiko Memasak Sate Kambing
Jika memang ingin mengolah daging kambing menjadi sate, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencegah terbentuknya senyawa yang berisiko membentuk sel kanker itu.
Bersumber dari situs Health dan WebMD, kita bisa melakukan cara berikut ini:
1. Marinasi Daging
Yang pertama, gunakan bumbu untuk memarinasi daging.
Bumbu marinasi bisa memberikan antioksidan yang membantu mengurangi jumlah HCA pada daging yang dibakar.
Bumbu yang bisa memberikan rasa sekaligus manfaat ini misalnya bawang putih, daun thyme, rosemary, madu, air lemon, bawang bombai.
Namun bumbu marinasi jangan diberikan terlalu lama karena justru bisa mengurani aktivitas antioksidan. Misalnya seperti membumbuinya semalaman.
Kita bisa mulai memarinasi atau membumbui daging 1-2 jam sebelum mengolahnya.
Kemudian mengoleskan saus bumbu sebelum sate daging disajikan bisa memberikan tambahan antioksidan.
Hindari memberikan saus yang mengandung gula, karena lebih mudah terbakar.
Baca Juga: Bukan Tambah Sehat, Konsumsi Pare dengan 3 Jenis Makanan Ini Justru Bisa Membahayakan Tubuh
2. Mengatur Panas Api
Semakin tinggi panas api pembakaran, ini bisa membuat pembentukan HCA meningkat.
Sebaiknya jaga agar suhu api tetap sedang atau tidak lebih dari 162 derajat Celcius. Sebabnya, pada suhu itulah HCA terbentuk.
Daging yang diolah dengan cara dibakar juga sebaiknya tidak dimasak sampai “well done” atau terlalu matang. Bolak-balik daging lebih sering, misalnya setiap 30 – 60 detik sekali.
Kita juga bisa “mematangkan” daging lebih dulu menggunakan microwave, sehingga mengurangi waktu pembakaran daging.
3. Menambahkan Sayuran
Saat menyantap daging sate, pastikan teman-teman mengonsumsinya bersama sayuran atau buah seperti timun, tomat, terung, bawang bombai, atau sayuran yang lainnya.
Ini bisa membantu menambah asupan antioksidan di tubuh kita.
Lebih baik lagi kalau kita mengonsumsi sayur dengan porsi yang sama banyaknya dengan daging.
Setelah makan sate daging, kita juga bisa mengimbanginya dengan makan buah yang tinggi kandungan antioksidan.
Baca Juga: Suka Makan Mi Instan? Ada Cara Membuat Mi Instan Jadi Lebih Sehat, Pernah Coba?
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com,WebMD,Health |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR