Mata Elena berkaca-kaca. Ia tersenyum lebar dan berkata pada Pep, "Kamu benar Pep. Aku tahu Ibu tidak akan suka melihat Ayah dan aku terus bersedih untuknya.
Terima kasih telah mengingatkan aku. Aku akan bicara pada Ayah. Dan akan kukatakan kalau aku ingin membuat taman ini indah kembali. Aku akan meminta bantuan pembantu-pembantuku. Aku belum begitu mengerti soal berkebun. Aku juga butuh bantuanmu, Pep."
Pep tersenyum lebar. "Tentu saja aku akan membantumu menjaga taman ini. Karena di sinilah rumahku sekarang. Terima kasih telah mengizinkan aku dan keluargaku tetap tinggal di sini."
"Bagaimana jika orang lain melihatmu?" Tanya Elena khawatir.
"Tenang saja. Kami sangat ahli bersembunyi. Tidak akan ada orang yang bisa melihat kami."
"Apakah kita bisa bertemu lagi?"
"Entahlah, Elena, tapi aku senang bisa mengenalmu. Aku harus pergi untuk memberitahu kabar gembira ini kepada keluargaku. Sampai jumpa!" kata Pep. Kemudian ia meloncat turun dari kelopak bunga dan berlari pergi. Elena lalu bangkit. Ia bertekad akan bicara pada ayahnya yang sebentar lagi pulang.
Dua bulan setelah itu, taman bunga Elena sudah kembali indah. Bunga-bunga beraneka warna bermekaran dan sangat harum. Elena tidak pernah lagi bertemu dengan Pep atau kurcaci lain. Tapi Elena selalu yakin bahwa ada kurcaci yang tinggal di taman bunganya.
Cerita oleh: Lingliana
#MendongenguntukCerdas
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR