Bobo.id - Tekstur gorengan yang renyah membuat gorengan jadi makanan favorit, baik untuk camilan maupun sebagai lauk.
Ada berbagai bahan makanan yang bisa dijadikan sebagai gorengan, mulai dari makanan yang asin, seperti tahu dan tempe, hingga makanan manis, seperti pisang.
Selain itu, bahan makanan yang juga bisa dijadikan gorengan adalah sayuran.
Sayuran itu akan dilapisi dengan tepung, kemudian digoreng menggunakan minyak yang panas dan terendam minyak.
Baca Juga: Jangan Lagi Dikupas, Ini 3 Manfaat yang Bisa Didapatkan Tubuh dari Kulit Buah dan Sayur
Nah, sayuran punya berbagai nutrisi penting untuk tubuh. Namun setelah digoreng, apakah sayuran tetap bernutrisi dan sehat bagi tubuh?
Sebabnya, sayuran sudah melalui proses pemanasan yang tinggi dan penuh minyak.
Cari tahu juga cara mengolah sayuran yang tepat dan tetap sehat serta bernutrisi, yuk!
Menyerap Banyak Lemak dari Minyak
Sayuran yang digoreng akan menyerap banyak minyak. Akibatnya, sayuran jadi mengandung lebih banyak lemak.
Lemak yang berasal dari minyak goreng ini tidak baik untuk kesehatan, terutama kesehatan jantung kita.
Hal ini disebabkan karena adanya kandungan kolesterol pada gorengan setelah digoreng dengan minyak.
Kolesterol sebenarnya adalah senyawa seperti lemak yang diproduksi oleh hati.
Baca Juga: Bisa Jadi Camilan Sehat untuk Jantung, Inilah 5 Manfaat Kacang Almond untuk Tubuh
Senyawa kolesterol ini penting untuk tubuh, seperti untuk pembentukan selaput sel, vitamin D, dan berbagai hormon lainnya.
Namun kalau kolesterol dalam tubuh terlalu tinggi, hal ini bisa menyebabkan penyakit pada tubuh, salah satunya memengaruhi kesehatan jantung.
Kandungan Vitamin dan Mineralnya Rusak
Sayuran mengandung berbagai vitamin dan mineral. Namun, saat digoreng, kandungan mineral di dalam sayuran akan rusak.
Sebabnya, sayuran yang digoreng sudah melalui proses pemasakan dengan suhu yang tinggi.
Tak hanya itu, kandungan vitamin E di dalamnya akan hilang. Kandungan vitamin A di dalam sayur juga akan menurun drastis.
Akibatnya, vitamin yang ada pada sayuran jadi tidak memiliki manfaat atau memberikan sedikit manfaat untuk tubuh.
Terjadi Perubahan Kimia
Proses penggorengan akan membuat struktur kimia di dalam minyak berubah menjadi lemak trans.
Lemak trans ini bisa terserap oleh sayur dan masuk ke tubuh kita melalui sayur goreng tersebut. Padahal, lemak trans tidak baik bagi tubuh, lo!
Baca Juga: Jangan Lagi Makan Apel saat Sedang dalam 3 Kondisi Ini, Bisa Berbahaya untuk Kesehatan Tubuh
Mengubah Rasa
Sayuran yang digoreng akan berubah rasanya jadi lebih enak. Karena itu, banyak orang suka sayur goreng.
Namun, sayur goreng tidak sehat bagi tubuh. Alangkah baiknya kalau sayuran diolah dengan cara ditumis atau direbus.
Jadi, apakah sayuran yang digoreng masih sehat atau tidak? Jawabannya adalah tidak.
Bagaimana Cara Mengolah Sayur yang Tepat dan Tetap Bernutrisi?
Menggoreng sayuran membuat nutrisi pada sayur jadi berkurang bahkan hilang, sehingga sayuran yang digoreng menjadi tidak sehat.
Lalu bagaimana cara untuk mengolah sayur agar sayuran tetap bernutrisi dan sehat untuk dikonsumsi?
Mengukus disebut sebagai cara paling sehat untuk mengolah sayuran, dibandingkan dengan merebus atau menggorengnya.
Alasannya, dengan mengukus sayur, maka nutrisi sayuran akan tetap berada dalam sayur.
Baca Juga: Jangan Sembarangan, Ini 6 Jenis Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi Pasien Isoman COVID-19
Sedangkan kalau merebus, maka nutrisi pada sayuran akan terbawa pada air rebusan.
Meski mengukus sayuran merupakan cara memasak yang lebih sehat dibandingkan dengan merebus, kita tetap harus memerhatikan beberapa hal, nih.
Salah satunya adalah perhatikan waktu atau durasi mengukus sayuran.
Sayuran sebaiknya tidak dikukus terlalu lama, teman-teman. Jika sayuran dikukus terlalu lama, hal ini akan membuat proses mengukus sama seperti merebus.
(Penulis: Tyas Wening, Willa Widiana)
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Hello Sehat |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR