Bersamaan dengan itu, tekanan udara di seluruh saluran napas menurun, sehingga berisiko menghambat saluran napas.
Oleh karena itu, secara refleks bagian saluran pernapasan atas mencegah terjadinya hambatan dengan cara membuka pipa pernapasan selama kita bangun.
Karena pipa dalam keadaan terbuka, aliran udara bergerak tanpa banyak suara.
Namun ketika sedang tidur, refleks tersebut tidak sekuat saat kita bangun, sehingga pernapasan menjadi lebih 'berisik'.
Baca Juga: Tidur Nyenyak Juga Dipengaruhi Posisi Tidur, Bagaimana Posisi Tidur yang Nyaman dan Aman?
Saluran Pernapasan Menyempit
Selain itu saat tidur, otot-otot yang menopang saluran pernapasan kita berada dalam posisi rileks.
Akibatnya saluran pernapasan menjadi menyempit, sehingga kecepatan udara yang lewat meningkat.
Kecepatan udara meningkat, udara menjadi bergetar lebih banyak, dan menciptakan suara lebih keras.
Ada perbedaan pengambilan napas ketika sedang tidur dan bangun, menurut penjelasan Dr. Timothy Morgenthaler kepada Livescience.
Saat bangun, rata-rata kita mengambil napas 14 kali per menit. Sementara saat tidur, bisa 15 sampai 16 kali per menit.
AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR