Bobo.id - Makanan manis dan gula berlebihan dikenal tidak baik bagi kesehatan tubuh.
Gula memang berfungsi untuk menambahkan energi pada tubuh, sehingga membuat kita semakin bersemangat.
Namun, jika gula yang kita konsumsi terlalu banyak, yang terjadi pada tubuh justru sebaliknya.
Bukannya menjadi bertenaga, tubuh kita malah akan mengalami lemas dan tidak bersemangat.
Selain itu, mengonsumsi gula berlebihan dapat meningkatkan kadar gula dalam darah yang menyebabkan beragam penyakit berbahaya.
Namun, diketahui bahwa gula ternyata juga dapat memengaruhi otak manusia. Berikut ini penjelasannya.
Hubungan Gula dan Otak
Para ilmuwan dari Jerman menemukan bahwa otak secara aktif mengambil kandungan gula dari aliran darah yang dialirkan ke otak.
Selain itu, studi menemukan bahwa neuron kita yang bertanggung jawab dalam menyerap gula tersebut.
Baca Juga: Ternyata Pasien Diabetes Bisa Minum Minuman Manis, Ini 5 Pengganti Gula yang Aman
Adapun sel bernama astrosit mampu mengambil kandungan gula untuk mengatur nafsu makan kita.
Astrosit ini adalah bagian dari sel neuron yang jumlahnya lima kali lebih banyak daripada neuron.
Tugas astrosit yaitu membawa nutrisi ke jaringan saraf dan berperan dalam perbaikan otak dan sumsum tulang belakang.
Inilah mengapa orang dengan kelebihan berat badan akan merasa lapar terus menerus dan membutuhkan banyak gula.
Sebab, astrosit yang mengangkut gula ke otak juga mengatur seberapa banyak gula yang harus diserap oleh otak.
Bahaya Kelebihan Gula
Asupan gula yang berlebihan juga menyebabkan otak kita sulit untuk menerima informasi dan memikirkannya.
Ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak gula, maka kadar gula darah naik tiba-tiba dan kemudian turun.
Ketika gula darah turun inilah otak menjadi terasa sulit fokus.
Baca Juga: Ternyata Bukan Hanya Gula, 5 Jenis Makanan Ini Juga Bisa Bikin Kadar Gula Darah Naik
Menurut ahli, pengendalian kadar gula darah yang buruk berisiko menganggu kerja otak.
Ketika tubuh terlalu banyak mengonsumsi gula, kita jadi merasa membutuhkan gula lebih banyak.
Ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu lidah yang terbiasa dengan rasa manis dan pengaruh gula yang memengaruhi hormon di tubuh.
Karena terbiasa merasakan manis dari makanan dan minuman mengandung gula, lidah kita menjadi tidak peka terhadap rasa manis.
Artinya kita butuh lebih banyak rasa manis dari tidak mudah mendeteksi rasa manis dengan baik.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR