Bobo.id - Pemerintah telah resmi menambahkan regimen vaksin booster COVID-19, yakni vaksin Sinopharm.
Dengan demikian, ada enam jenis regimen vaksin booster yang digunakan di Indonesia, yaitu Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, Janssen (J&J), dan Sinopharm.
Penambahan regimen vaksin booster COVID-19 tersebut tertuang dalam Surat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) nomor SR.02.06/II/1188/2022.
Penjelasan dari Kemenkes bahwa pelaksanaan vaksinasi booster dapat dilaksanakan di seluruh kabupaten/ kota bagi masyarakat umum.
Ketersediaan Vaksin Booster
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi mengatakan, vaksin booster yang digunakan berdasarkan ketersediaan di setiap daerah.
Selain itu, Nadia menambahkan bahwa pelaksanaan vaksinasi booster mengutamakan vaksin yang memiliki masa expired terdekat.
Di samping itu, vaksinasi dosis primer tetap harus dikejar agar dapat mencapai target, imbuh Nadia.
Pemberian dosis booster dilakukan melalui dua mekanisme antara lain homolog, yaitu pemberian dosis booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
Baca Juga: Benarkah Ada Wacana Vaksin Dosis Keempat? Ini Tanggapan dari Kemenkes
Sementara heterolog, yaitu pemberian dosis booster dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
Aturan Vaksin Booster
1. Vaksin primer Sinovac
Maka vaksin booster bisa menggunakan tiga jenis vaksin, antara lain AstraZeneca separuh dosis (0,25 ml), Pfizer separuh dosis (0,15 ml), dan Moderna dosis penuh (0,5 ml).
2. Vaksin primer AstraZeneca
Maka booster-nya bisa menggunakan vaksin Moderna separuh dosis (0,25 ml), vaksin Pfizer separuh dosis (0,15 ml), dan vaksin AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml).
3. Vaksin primer Pfizer
Booster bisa menggunakan vaksin Pfizer dosis penuh (0,3 ml), Moderna separuh dosis (0,25 ml), dan AstraZeneca dosis penuh (0,5 ml).
4. Vaksin primer Moderna
Baca Juga: 3 Negara Ini Lakukan Vaksin Booster Keempat, Apakah Indonesia Juga?
Booster menggunakan vaksin yang sama separuh dosis (0,25 ml).
5. Vaksin primer Janssen (J&J)
Maka untuk booster dengan menggunakan Moderna separuh dosis (0,25 ml).
6. Vaksin primer Sinopharm
Booster-nya menggunakan vaksin Sinopharm juga dengan dosis penuh (0,5 ml).
Tata cara pemberian, tempat pelaksanaan, alur pelaksanaan dan pencatatan vaksinasi COVID-19 tetap mengacu pada Surat Edaran Nomor HK.02.02/II/252/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster).
Efek Samping Vaksin Sinopharm
Berdasarkan aspek keamanan, efek samping penggunaan vaksin COVID-19 booster Sinopharm sebagai booster umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Frekuensi, jenis, dan keparahan reaksi sampingan atau kejadian yang tidak diharapkan (KTD) setelah pemberian booster lebih rendah dibandingkan saat pemberian dosis primer.
Baca Juga: Tetap Waspada, Ini 15 Gejala Omicron pada Orang yang Sudah Vaksin Dosis Lengkap dan Booster
Efek samping vaksin COVID-19 booster Sinopharm antara lain nyeri di tempat suntikan, pembengkakan dan kemerahan, sakit kepala, kelelahan, dan nyeri otot.
Adapun tingkat keparahan KTD vaksin Sinopharm adalah grade 1-2.
Dari aspek imunogenisitas, peningkatan respons imun humoral untuk parameter pengukuran antibodi netralisasi dan anti IgG masing-masing sebesar 8,4 kali dan 8 kali lipat dibandingkan sebelum pemberian booster.
Respons imun setelah pemberian booster ini lebih tinggi dibandingkan respons imun yang dihasilkan pada saat vaksinasi primer.
Itulah efek samping vaksin COVID-19 booster Sinopharm yang terjadi di Indonesia. Efek samping vaksin COVID-19 booster hanya bersifat ringan, masyarakat tidak perlu khawatir.
(Penulis : Dandy Bayu Bramasta)
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR