Bobo.id - Ginjal adalah salah satu organ dalam tubuh manusia yang memiliki tugas yang sangat penting.
Ginjal berfungsi sebagai salah satu alat ekskresi, yakni mengeluarkan zat sisa dari tubuh manusia, berupa cairan.
Ginjal akan menyaring cairan yang masuk dalam pencernaan manusia dan membuangnya bersama dengan zat sisa lain melalui urine atau pipis.
Sebagai organ tubuh, ginjal juga bisa mengalami gangguan yang menyebabkan penyakit.
Salah satunya adalah penyakit gagal ginjal. Gagal ginjal adalah salah satu penyakit ginjal yang cukup ditakuti, teman-teman.
Kondisi ini terjadi ketika ginjal mengalami kerusakan dan tidak dapat berfungsi dengan baik dalam menyaring cairan dan mengeluarkan urine.
Gagal ginjal biasanya merupakan tahap akhir dari penyakit ginjal, di mana kerusakan pada ginjal sudah cukup berat atau berlangsung lama.
Nah, untuk menghindarkan efek dari penyakit gagal ginjal, pasien gagal ginjal akan disarankan untuk melakukan cuci darah atau dialisis.
Namun, sebelum cuci darah untuk gagal ginjal dilakukan, dibutuhkan pemeriksaan dari dokter dan serangkaian tes medis untuk menentukan perlu atau tidaknya seorang pasien melakukan prosedur tersebut.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Organ Ginjal dalam Sistem Ekskresi
Proses Cuci Darah
Sebenarnya, proses cuci darah itu seperti apa, ya?
Ternyata proses cuci darah memiliki dua metode yang bisa dapat dipilih, yaitu hemodialisis atau dialisis peritoneal.
Simak masing-masing pengertiannya di bawah ini.
Hemodialisis adalah prosedur cuci darah untuk gagal ginjal yang paling banyak dikenal oleh pasien.
Hemodialisis dilakukan menggunakan mesin khusus untuk menyaring darah dan menggantikan ginjal yang rusak.
Pada proses hemodialisis, petugas medis akan memasukkan jarum ke pembuluh darah untuk menghubungkan aliran darah dari tubuh pasien ke mesin pencuci darah.
Setelah itu, darah kotor akan disaring oleh mesin pencuci darah sebagai pengganti tugas ginjal. Setelah tersaring, darah yang bersih akan dialirkan kembali ke dalam tubuh.
Baca Juga: Jangan Lagi Disepelekan, Ini 13 Tanda Penyakit Ginjal! Mudah Lelah hingga Sesak Napas
Prosedur hemodialisis biasanya menghabiskan waktu sekitar 4 jam per sesi.
Proses cuci darah juga dilakukan setidaknya 3 kali sesi dalam seminggu.
Prosedur ini hanya bisa dilakukan di klinik cuci darah atau rumah sakit yang memiliki alat cuci darah.
Efek samping yang biasanya muncul setelah menjalani hemodialisis adalah kulit gatal dan tegang pada otot.
Metode cuci darah selanjutnya melalui peritoneum di perut pasien.
Peritonium adalah selaput dalam rongga perut sebagai penyaring. Peritoneum memiliki ribuan pembuluh darah kecil yang bisa berfungsi selayaknya ginjal.
Untuk melakukan prosedur cuci darah dialisis peritonial, pasien gagal ginjal harus dipasangi selang terlebih dulu dengan operasi, teman-teman.
Dokter akan membedah bagian di dekat pusar. Melalui bagian itu adalah nantinya akan dipasang selang khusus atau kateter.
Baca Juga: Tak Khawatir Lagi, 3 Langkah Sederhana Ini Ternyata Bisa Cegah Penyakit Ginjal, Sudah Coba?
Selang khusus tersebut akan ditempatkan di dalam rongga perut secara permanen (tetap).
Fungsi selang ini adalah untuk memasukkan cairan cuci darah yang dinamakan dialisat.
Darah dalam tubuh pasien akan tertarik keluar melalui selang ini dan ditampung di cairan cuci darah.
Setelah selesai, cairan cuci darah yang sudah mengandung zat sisa dialirkan ke kantong khusus yang kemudian dibuang. Cairan cuci darah ini kemudian diganti dengan yang baru.
Proses cuci darah dialisis peritonial ini bisa dilakukan di rumah (dengan seizin medis).
Cuci darah dialisis peritonial ini biasanya dilakukan empat kali sehari dengan waktu sekitar setengah jam.
Efek samping dari cuci darah dialisis peritonial adalah perasaan kembung pada perut, kegemukan, dan gangguan usus.
Nah, itulah pengertian dan proses cuci darah pada pasien gagal ginjal.
Mulai sekarang, mari kita senantiasa menjaga kesehatan ginjal kita dengan makan makanan bergizi, menjaga pola makan, dan olahraga.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Cleveland Clinic |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR