Sayangnya, tradisi ngarak bedug ini mulai jarang terlihat karena kalah dengan alarm telepon genggam atau suara dari pengeras masjid.
2. Tradisi Dengo-dengo, Sulawesi Tengah
Tahukah teman-teman, tradisi dengo-dengo ini sudah ada di Kota Bungku, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah sejak abad ke-17, lo.
Lalu apa ya maksud dari dengo-dengo?
Ternyata, dengo-dengo merupakan sebuah bangunan non permanen dengan tinggi 15 meter yang didirikan gotong royong oleh warga menjelang 1 Ramadhan.
Bangunan ini terbuat dari batang bambu sebagai tiang penyangga dan menggunakan lantai papan dengan beratapkan daun sagu.
Pembangunan dengo-dengo ini diperkirakan menelan biaya hingga 500 ribu rupiah.
Baca Juga: Minum Teh Manis saat Sahur Ternyata Tidak Disarankan, Ini Alasannya Menurut Ahli Gizi
Bangunan itu juga dilengkapi dengan gong, gendang, rebana dan ditunggui oleh sekitar delapan warga.
Untuk membangunkan warga yang akan mengawali ibadah puasa dengan sahur, sejumlah warga umumnya para pemuda mulai berkumpul di dengo-dengo sekitar pukul 01.30 waktu setempat.
3. Tradisi Bagarakan Sahur, Kalimantan Selatan
Tradisi Bagarakan Sahur ini sudah sejak lama berlangsung secara turun temurun di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Source | : | Sonora.id |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR