Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu mengetahui seberapa panjang usus di dalam perutmu?
Ketika kita berbicara tentang pencernaan dan perut, maka ada mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar sebagai organ pencernaan utama.
Selain itu juga ada organ pencernaan tambahan antara lain hati, kantung empedu, dan pankreas.
Pada proses pencernaan juga terdapat dua jenis pencernaan yaitu pencernaan mekanis dan kimiawi.
Nah, usus adalah organ pencernaan yang bekerja aktif ketika kita mengalami pencernaan kimiawi, yang bertujuan untuk memecah molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil.
Kali ini, kita akan mengenal fakta-fakta menarik tentang usus manusia dari penjelasan berikut. Yuk, simak bersama!
Usus Dua Belas Jari
Usus dua belas jari adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum) dengan panjang antara 25–38 sentimeter.
Uniknya, 25 sampai 38 sentimeter ini kurang lebih sama dengan ukuran panjang ketika 12 jari dijajarkan.
Nah, fungsi dari usus dua belas jari adalah menjadi jalur makanan yang berasal dari lambung menuju ke usus halus, teman-teman.
Setelah makanan masuk ke dalam lambung dan bercampur dengan asam lambung dan membentuk kimus, maka kimus akan pindah ke usus 12 jari.
Baca Juga: Jarang Disadari, Camilan Favorit ini Bisa Jadi Pemicu Kanker Usus Besar
Di usus 12 jari, kimus akan bercampur dengan cairan empedu dari kantong empedu serta cairan pencernaan dari pankreas.
Faktanya, usus 12 jari berbentuk melengkung seperti huruf “C” di sekitar pankreas sebelum terhubung ke bagian usus halus lainnya.
Nah, setelah melewati proses penyerapan vitamin, mineral, dan nutrisi lainnya, makanan akan menuju ke usus halus.
Usus Halus
Perlu diketahui, makanan yang tadinya merupakan gumpalan bahan lunak di lambung akan menjadi zat kental bernama kimus.
Di usus halus, kimus ini akan diserap seluruh nutrisi dan gizi yang terkandung di dalamnya.
Ada 3 enzim yang akan membantu proses pencernaan di usus halus, yaitu enzim maltase, enzim laktase, dan enzim sukrase.
Jika di kerongkongan terjadi gerakan peristaltik yang meremas makanan turun ke lambung, di usus halus juga terjadi gerakan semacam ini.
Otot dinding usus halus akan memeras kimus, menekannya bolak-balik ketika kimus bergerak menuruni usus halus.
Uniknya, gerakan ini terus dilakukan selama kimus melakukan perjalanan sepanjang ukuran usus halus, yaitu 6,5 meter selama 3 sampai 5 jam!
Proses pemerasan dan penurunan kimus ini disebut segmentasi. Di dinding usus ini terdapat vili, yang berguna untuk menyerap nutrisi dari kimus.
Baca Juga: Hati-Hati Kanker Usus Besar! Jangan Lupa Lihat Bentuk Feses agar Lebih Waspada, Ini Gejala-gejalanya
Usus Besar
Usus besar tidak sepanjang usus halus, ukuran panjangnya sekitar 1,5 meter, namun lebarnya mencapai 6,5 sentimeter, inilah mengapa organ ini disebut usus besar.
Di dinding usus besar tidak ada vili, dan usus besar tidak mengeluarkan enzim seperti pada usus halus.
Namun, di dalam usus besar terjadi penyerapan air yang tersisa di kimus setelah meninggalkan usus halus.
Setiap harinya, usus besar menyerap 1 liter air untuk mencegah kita dehidrasi, teman-teman.
Dari hasil penyerapan tersebut, usus besar juga mendapatkan sisa-sisa makanan yang tidak bisa dicerna lagi, dan harus dibuang.
Sisa-sisa makanan itu akan menjadi feses, yang akan mengalami perubahan warna karena adanya zat warna dari empedu.
Nah, zat warna dari empedu yang bernama bilirubin akan dikeluarkan bersama dengan getah empedu untuk menuju usus 12 jari, kemudian ke usus besar.
Ketika berada di usus besar, bilirubin diubah menjadi uribilinogen, yang memberi warna kekuningan dan memberi warna kekuningan pada feses dan urine.
---
Kuis! |
Berapa lama proses pencernaan yang terjadi di usus halus? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | National Geographic Kids |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR