Bobo.id - Pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial kelas 8 SMP, kita akan belajar tentang perlawanan rakyat terhadap kolonialisme.
Kolonialisme atau penjajahan merupakan sistem ketika suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain.
Seperti kita ketahui bersama, di masa lalu, Indonesia pernah dijajah oleh bangsa asing yang menduduki kawasan Nusantara.
Ada beberapa negara yang pernah menjajah Indonesia, seperti Portugis (86 tahun), Belanda (350 tahun), dan Jepang (3,5 tahun).
Pada masa penjajahan, bangsa Indonesia berusaha untuk mengusir penjajah dan bercita-cita menjadi bangsa yang merdeka.
Namun sayangnya, bentuk perlawanan semacam itu mengalami kegagalan sehingga penjajahan masih terus berlangsung.
Pada buku elektronik pelajaran IPS kelas 8 SMP halaman 232, kita diminta menulis faktor penyebab kegagalan perlawanan mengusir penjajah.
Apakah teman-teman sudah menemukan jawabannya? Kali ini Bobo akan memberikan alternatif jawabannya. Simak, yuk!
Ada beberapa faktor penyebab kegagalan perlawanan mengusir penjajah di berbagai daerah, diantaranya adalah:
Berikut ini penjelasan lengkapnya:
Baca Juga: Melengkapi Tabel Peran Tokoh dalam Perlawanan Hindia Belanda, Materi IPS
Pada masa penjajahan, rakyat Indonesia belum bersatu seperti sekarang ini. Masyarakat masih terpecah belah.
Perjuangan yang dilakukan pada masa itu masih dilandaskan untuk membebaskan daerah masing-masing dari penjajahan.
Hal ini dibuktikan ada beberapa tokoh yang memperjuangkan daerahnya, seperti Diponegoro, Pattimura, hingga Sultan Hasanuddin.
Perjuangan yang mementingkan daerah sendiri, bukan Indonesia secara utuh ini menyebabkan tidak serentaknya perlawanan.
Karena mereka tidak berjuang bersama, maka penjajah dengan mudah untuk mengalahkan perlawanan rakyat Indonesia.
Faktor penyebab kegagalan perlawanan mengusir penjajah di berbagai daerah selanjutnya adalah kalah dalam persenjataan.
Pada saat itu, rakyat Indonesia belum memiliki senjata yang memadai untuk melawan penjajah yang menggunakan senjata lebih modern.
Rakyat Indonesia disebut hanya memanfaatkan senjata tradisional buatan tangan untuk melawan penjajah.
Beberapa senjata yang digunakan rakyat Indonesia pada masa penjajahan, seperti bambu runcing, keris, belati, sumpit, dan rencong.
Seperti kita tahu, pada masa penjajahan, strategi perang masih bergantung kepada setiap pemimpin kerajaan.
Padahal, para pemimpin kerajaan ini belum begitu paham strategi perang yang baik sehingga perlawanan menjadi sia-sia.
Baca Juga: Melengkapi Tabel Perlawanan Rakyat Pada Pendudukan Jepang, Cari Jawaban IPS
Saat itu, jika pemimpin perlawanan gugur (ditangkap atau meninggal), biasanya yang lainnya akan kacau atau bahkan mundur.
Dengan begitu, perlawanan tidak bisa dilanjutkan yang berarti bangsa penjajah dapat mengalahkan rakyat Indonesia dengan mudah.
Kondisi seperti ini membuat penjajah dengan mudah membaca strategi perlawanan dan akhirnya bisa mengalahkan rakyat Indonesia.
Nah, jika dibandingkan dengan penjajah, strategi perang mereka sudah sangat canggih ditambah persenjataan yang lengkap.
Politik adu domba atau devide et impera adalah salah satu strategi bangsa Belanda untuk menguasai Indonesia.
Strategi yang dikenal dengan politik pecah belah ini dipopulerkan oleh Julius Caesar dalam upaya membangun Kekaisaran Romawi.
Penjajah memecah belah rakyat Indonesia agar tidak bisa bersatu. Taktik yang dilakukan adalah dengan mengadu domba penguasa dan rakyat.
Contohnya, munculnya isu separatis dan menghasut bahwa warga Palembang tidak suka dipimpin orang Jawa, Sumatra Utara, dan Sumatra Tengah.
Dampak politik adu domba di Indonesia menyebabkan timbulnya perpecahan dan rasa permusuhan antar kelompok.
Politik adu domba menyebabkan kerajaan saling berperang sehingga Belanda semakin kuat dan daerah kekuasannya tambah meluas.
Saat masa penjajahan terjadi, belum tumbuh rasa nasionalisme dan patriotisme dalam diri masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Mengapa Berbagai Bentuk Perlawanan Terhadap Belanda Sering Mengalami Kegagalan?
Hal ini ditunjukkan dengan cara berperang yang masih berdasarkan daerah, agama, dan adat istiadat masing-masing.
Karena tidak bersatu, secara jumlah dan strategi pun rakyat Indonesia masih sangat kurang. Ditambah dengan latar pendidikan yang rendah.
Tidak bersatunya masyarakat di seluruh Indonesia ini membuat pihak penjajah pun semakin mudah menguasai Nusantara.
Nah, itulah faktor-faktor penyebab kegagalan perlawanan mengusir penjajah di berbagai daerah. Semoga bermanfaat, ya.
----
Kuis! |
Negara mana saja yang melakukan penjajahan di Indonesia? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR