Bobo.id - Pelangi merupakan salah satu fenomena alam yang umumnya terjadi setelah hujan.
Dilansir dari National Geographic, pelangi adalah busur warna-warni yang terbentuk dari pemantulan pada tetesan air.
Fenomena ini terjadi saat sinar matahari mengenai tetesan air hujan di tanah atau langit.
Uniknya, sebenarnya pelangi adalah ilusi optik yang tidak benar-benar ada di tempat tertentu di langit.
Kemunculan pelangi bergantung pada tempat di mana kita berdiri dan tempat matahari bersinar, teman-teman.
Dalam ilmu sains, pelangi ini adalah hasil pembiasan dan pemantulan cahaya, yang melibatkan perubahan arah gelombang.
Cahaya yang terkena tetesan air akan dibiaskan, kemudian dipantulkan.
Namun, bisakah pelangi muncul secara tiba-tiba tanpa adanya hujan terlebih dahulu? Yuk, cari tahu faktanya di sini!
Fenomena Langka Pelangi Tanpa Hujan
Ternyata, dalam beberapa kasus, pelangi juga dapat terjadi tanpa adanya hujan, lo, teman-teman.
Misalnya, ketika suhu sangat rendah, dan ada kelembaban di udara, tetesan air dapat membeku membentuk embun beku atau kristal salju yang terbawa oleh angin.
Baca Juga: Fenomena Alam Tornado Ternyata Bisa Muncul Akibat Perubahan Iklim, Ini Penjelasannya
Cahaya matahari kemudian dapat memantul dan memecah melalui kristal-kristal ini, menciptakan efek pelangi.
Di air terjun juga sering terlihat pelangi tanpa terjadinya hujan terlebih dahulu.
Sebab, semburan air dari air terjun ini dapat terkena cahaya matahari, memantul dan memecah melalui tetesan-tetesan ini, menciptakan pelangi di sekitarnya.
Selain itu, kabut atau awan rendah yang memiliki tetesan air yang sangat kecil, cahaya matahari juga dapat memantul dan memecah melalui tetesan-tetesan ini.
Akibatnya, pemantulan cahaya matahari terhadap tetesan kabut atau awan rendah menghasilkan efek pelangi yang lemah dan samar.
Warna Unik Pelangi
Pelangi muncul sebagai spektrum cahaya, yang terdiri dari pita warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu.
Cahaya putih adalah cara mata kita memandang semua warna pelangi yang bercampur jadi satu.
Saat sinar matahari mengenai tetesan air, sebagian cahaya akan dipantulkan membentuk spektrum warna dengan panjang gelombang yang berbeda.
Merah memiliki panjang gelombang terpanjang dari spektrum cahaya terlihat, dan oleh karena itu, cahaya merah dipantulkan dan dibiaskan paling sedikit oleh tetesan air di udara.
Jingga memiliki panjang gelombang lebih pendek dari merah, sehingga cahayanya dibiaskan lebih banyak.
Baca Juga: Mengenal Pelangi Api, Fenomena Alam Langka yang Pancarkan Cahaya Warna-warni
Kuning memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari jingga.
Hijau muncul setelah warna kuning, memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripada warna kuning.
Biru dan ungu masing-masing memiliki panjang gelombang yang semakin pendek.
Warna-warna pelangi ini muncul karena efek pemantulan, pembiasan, dan perubahan arah cahaya matahari saat melewati tetesan air di udara.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
----
Kuis! |
Di mana ujung pelangi? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR