Bobo.id - Apakah teman-teman pernah makan telur puyuh? Telur puyuh merupakan telur dari burung puyuh yang berukuran kecil.
Telur ini bisa diolah menjadi beragam jenis makanan dari ditumis hingga dioleh menjadi seperti sate.
Meski kecil, telur puyuh justru punya kandungan protein yang tidak kalah dari telur ayam.
Selain itu masih ada banyak manfaat lain dari telur puyuh yang bisa didapatkan bila dikonsumsi dengan jumlah yang aman, ya.
Lalu berapa jumlah aman untuk makan telur puyuh? Sebelum dijelaskan, mari simak dulu beragam manfaat dari makan telur puyuh.
Manfaat Telur Puyuh
1. Bentuk Massa Otot
Dikutip dari Klikdokter, makan telur puyuh dengan jumlah yang tepat ternyata bisa membantu membentuk massa otot, lo.
Pada telur puyuh terdapat kandungan protein yang cukup tinggi dan bagus untuk menambah massa otot.
2. Membentuk Sel Tubuh
Selain baik buat otot, protein dalam telur puyuh juga berguna untuk membentuk atau regenerasi sel dalam tubuh kita, lo.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Kolesterol hingga Diabetes, Ini 5 Akibat Terlalu Banyak Makan Telur
Dengan begitu, makan telur puyuh dalam jumlah cukup akan membantu proses penyembuhan luka pada tubuh.
3. Menurunkan Risiko Darah Tinggi
Mengonsumsi telur puyuh ternyata juga bisa membantu menurunkan risiko darah tinggi hingga penyakit jantung, lo.
Manfaat ini didapat karena adanya kandungan kalium pada telur puyuh yang cukup tinggi.
Kalium merupakan nutrisi yang bisa menjaga tekanan darah dan membantu melebarkan pembuluh darah.
4. Sehatkan Mata
Pada telur puyuh ada bagian kuning telur yang ternyata mengandung banyak vitamin A, lutein, dan zinc.
Berbagai nutrisi itu ternyata memberikan efek baik pada kesehatan mata, lo.
Seperti lutein yang menurunkan risiko makula saat usia bertambah. Sedangkan vitamin A menjaga kesehatan kornea dan zinc menyehatkan retina mata.
5. Menjaga Fungsi Tiroid
Selain jantung, telur puyuh juga bisa membantu menjaga fungsi tiroid dalam tubuh kita, karena adanya kandungan selenium dan riboflanin.
Baca Juga: 5 Makanan yang Bisa Bantu Tingkatkan Kecerdasan Otak, Salah Satunya Telur
Dua nutrisi itu membantu memecah makanan yang kita makan dan mengubahnya menjadi energi.
Bahkan selenium membantu memastikan fungsi tiroid dalam tubuh bekerja dengan baik, lo
Batas Aman Makan Telur Puyuh
Meski punya banyak manfaat, makan telur puyuh tidak boleh dilakukan secara berlebihan.
Untuk bisa mendapatkan manfaat yang sudah disebutkan, teman-teman perlu mengonsumsi telur puyuh dengan jumlah yang cukup.
Dikutip dari Hellosehat, rata-rata satu butir telur puyuh memiliki berat 11 hingga 12 gram.
Dengan ukuran yang kecil teman-teman mungkin secara tidak sadar bisa makan tiga hingga lima butir telur puyuh sekaligus.
Padahal telur puyuh merupakan makanan yang mengandung kolesterol yang cukup banyak, lo.
Dalam 50 gram telur puyuh atau sekitar empat butir bisa mengandung 350 miligram kolesterol.
Sedangkan tubuh kita tidak boleh mendapatkan kolesterol dengan jumlah lebih dari 300 miligram.
Jadi, baiknya teman-teman makan telur puyuh sebanyak satu hingga dua butir perharinya.
Baca Juga: Termasuk Makanan Tersehat, Bolehkah Kita Makan Telur Setiap Hari?
Meski begitu perlu diingat juga kalau telur puyuh bukan satu-satunya penyebab kolesterol meningkat, ya.
Bila teman-teman mengalami kolesterol bukan hanya telur puyuh yang jadi penyebab tapi juga pola makan keseluruhan hingga kurangnya aktivitas fisik.
Nah, dari penjelasan ini sekarang teman-teman harus membatasi jumlah konsumsi telur puyuh agar bisa mendapatkan manfaat yang baik dan terhindar dari kolesterol berlebih.
----
Kuis! |
Kenapa telur puyuh baik untuk otot? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | hellosehat,Klikdokter |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR