Bobo.id - Keberagaman di Indonesia ternyata sangat istimewa, tidak hanya bangsa, suku, agama, atau etnis, tapi juga penanggalan.
Negara ini ternyata memiliki beberapa jenis kalender yang masih digunakan baik seluruh masyarakat atau beberapa kalangan saja.
Dari berbagai kalender yang ada, kalender masehi menjadi kalender nasional yang digunakan di seluruh Indonesia.
Tapi ada beberapa kelompok orang yang membuat kalender masehi berdampingan dengan beberapa jenis kalender lain.
Dikutip dari Kompas.com, Indonesia memang sudah lama menggunakan tahun masehi sebagai penanda waktu sehingga kalender masehi dipilih jadi kalender nasional.
Tapi, ada banyak kalender lain yang tidak dihilangkan begitu saja dan tetap digunakan.
Beberapa kalender lokal ini punya fungsi dan makan yang berbeda, sehingga keberadaannya dibuat berdampingan dengan kalender nasional.
Nah, mari kenali beberapa jenis kalender yang digunakan di Indonesia baik secara nasional dan secara lokal.
1. Kalender Masehi
Pertama, kalender masehi yang tentu teman-teman sudah tidak asing dengan jenis kalender ini.
Kalender masehi tidak hanya digunakan sebagai kalender nasional, tapi juga jadi perhitungan waktu di seluruh dunia.
Baca Juga: Mengapa Kalender Tahun 2024 Sama Persis dengan 1996? Ini Penjelasannya
Pada kalender ini ada 12 bulan dalam satu tahun, dan tujuh hari dalam satu minggu.
Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, perhitungan hari pada kalender masehi menggunakan matahari sudah diberlakukan cukup lama oleh penguasa Romawi.
Kalender ini sudah ada sejak tahun 47 yang diberlakukan oleh pemimpin Romawi Julius Caesar.
Perhitungan kalender ini berdasarkan pada peredaran bumi mengelilingi matahari.
Dalam satu tahun pada kalender masehi adalah lamanya bumi mengelilingi matahari, yaitu 365 hari 5 jam, 48 menit 46 detik, sehingga ada beberapa tahun yang terdiri dari 365 hari dan pada tahun kabisat akan ada 366 hari.
2. Kalender Hijriah
Kalender kedua yang banyak digunakan di Indonesia adalah kalender hijriah yang banyak digunakan oleh umat Islam.
Agama Islam di Indonesia merupakan agama dengan penganut terbanyak, karena itu kalender ini digunakan hampir di seluruh wilayah yang dihuni umat Islam.
Kalender hijriah adalah kalender yang menggunakan perhitungan berdasarkan peredaran bulan pada bumi.
Pada kalender ini, hari akan dimulai setelah matahari terbenam dan memiliki jumlah hari lebih pendek 10 hingga 12 hari dibandingkan kalender masehi.
Kalender hijriah terdiri dari 12 bulan dengan jumlah hari perbulannya adalah 29 atau 30 hari. Sehingga ada 354 hari dalam setahun dan pada tahun kabisat ada 355 hari.
Baca Juga: Bukan Hanya Januari, Ternyata Ada 7 Kalender Waktu Perayaan Tahun Baru di Dunia
Berikut nama bulan dan jumlah hari pada kalender Hijriah.
3. Kalender Jawa
Ada juga kalender Jawa yang banyak digunakan di Indonesia khususnya Suku Jawa.
Kalender ini mulai digunakan pada 1625 yaitu pada zaman Kerajaan Mataram yang dipimpin Sultan Agung berkuasa.
Kalender ini dibuat dengan perpaduan beberapa budaya, yaitu budaya Islam, Hindu, Buddha, Jawa, dan budaya barat.
Jenis kalender lokal ini biasanya digunakan untuk menentukan perhitungan hari baik dan hari buruk atau menentukan tanggal pernikahan.
Dikutip dari Gramedia Blog, kalender Jawa cukup unik, karena dalam sepekan bisa terdiri dari dua hingga 10 hari.
Ada pekan bernama dwiwara, triwara, caturwara, pañcawara (pancawara), sadwara, saptawara, astawara dan sangawara.
Namun sekarang hanya ada dua jenis pekan yang digunakan yaitu saptawara yaitu siklus tujuh hari dan pancawara atau siklus lima hari.
Siklus tujuh hari ini sama seperti pada kalender masehi, namun penamaannya sedikit berbeda, yaitu Ngahad, Senen, Selasa, Rebo, Kemis, Jemuwah, dan Setu.
Baca Juga: 15 September Nanti, Bulan Memasuki Fase Bulan Baru, Apa Dampaknya?
Sedangkan pancawara yang masih digunakan terdiri dari Kliwon (Kasih), Legi (Manis), Pahing (Jenar), Pon (Palguna), dan Wage (Cemengan).
Sedangkan siklus bulan lebih mirip dengan kalender hijriah dengan hari tiap bulannya hanya 29 atau 30 hari.
4. Kalender Sunda
Kalender Sunda adalah kalender yang mirip dengan kalender masehi, hanya saja memiliki nama hari, minggu, dan bulan yang berbeda.
Jenis kalender ini masih digunakan oleh masyarakat Suku Sunda yang mayoritas ada di Jawa Barat.
Menariknya, kalender ini dikenal sebagai kalender yang lebih tua dibandingkan kalender Jawa, lo.
Biasanya kalender ini digunakan untuk urusan pertanian atau bercocok tanam.
Awal tahun pada kalender ini akan dimulai saat matahari meninggalkan posisi selatan pada tanggal 22 Desember. Lalu, ada 12 bulan juga yang sama seperti kalender masehi.
Nah, itu beberapa jenis kalender yang digunakan di Indonesia dengan fungsi yang berbeda-beda.
Baca Juga: Masih Digunakan hingga Kini, Apa Perbedaan Kalender Masehi dan Hijriah?
----
Kuis! |
Di mana saja kalender masehi digunakan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Gramedia Blog |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR