Bobo.id - Setiap hari, Bumi berputar satu kali pada porosnya atau sering dikenal dengan sebutan rotasi.
Yap, rotasi Bumi ini bikin kita bisa menikmati Matahari yang terbit di pagi hari dan terbenam di sore hari, lo.
Tak hanya Bumi, planet lain tetangga Bumi juga mengalami rotasi. Yap, planet-planet itu juga berputar!
Misalnya, Mars berputar satu kali pada porosnya dengan durasi 25,62 jam. 1,5 jam lebih lama dari Bumi.
Ada juga Venus yang berputar berlawanan dengan Bumi. Jadi, di Venus, Matahari terbit di barat. Hihi.
Kalau semua planet di tata surya bisa berputar, apakah semua objek di Alam Semesta juga bisa berputar?
Objek Alam Semesta Bisa Berputar
Berputar adalah perilaku mendasar objek di Alam Semesta. Artinya, semua objek Alam Semesta bisa berputar!
Tak hanya planet, benda di Alam Semesta seperti asteroid, bintang, bahkan galaksi pun bisa berputar, lo.
Ada juga benda yang berputar sangat cepat di Alam Semesta. Ia adalah pulsar yang merupakan bintang neutron.
Beberapa pulsar bisa berputar ratusan kali per detik. Misalnya, Terzan 5ad yang berputar 716 kali per detik.
Baca Juga: Bisakah Lubang Hitam Menyusut dan Menghilang dari Alam Semesta? Ini Faktanya
Lubang hitam bisa lebih cepat lagi. Ada lubang hitam GRS 1915+105 yang berputar 920-1.150 kali per detik.
Sementara itu, saat Matahari pertama kali terbentuk, ia berputar satu kali pada porosnya tiap empat hari.
Namun, seiring waktu, perputarannya melambat. Kini diperlukan 25 hari bagi Matahari untuk berputar satu kali.
Tak hanya Matahari, waktu rotasi atau perputaran planet Bumi pun melambat. Ini disebabkan oleh gravitasi Bulan.
Para peneliti menyebutkan bahwa rotasi Bumi diperkirakan melambat sekitar 1,78 milidetik selama satu abad.
Mengapa Semua Objek Berputar?
Untuk menjawabnya, kita harus melihat 4,5 miliar tahun yang lalu sebelum tata surya kita terbentuk.
Sebelum ada tata surya, yang ada hanya awan raksasa yang berputar. Isinya debu, batuan, dan juga gas.
Tak lama kemudian, terjadi supernova. Saking dekatnya, hal ini mengganggu keseimbangan awan gas ini.
Akibatnya, tata surya terbentuk. Bagian tengah awan gas memadat, menarik bagian pinggir yang seragam.
Yang tidak seragam, seperti sedikit benjol, menjadi pusat gravitasi baru yang menarik benda lemah sekitarnya.
Baca Juga: Ada Lautan Bawah Tanah di Bulan Milik Saturnus, Benarkah Layak Huni?
Bagian tengah itu menjadi Matahari, sementara bagian yang tidak seragam itu adalah tempat-tempat planet.
Terjadi peristiwa saling tarik antara berbagai tonjolan yang membentuk tata surya kita, teman-teman.
Sejak saat itu, Bumi dan planet berputar baik pada porosnya (rotasi) maupun pada poros Matahari (revolusi).
Inilah alasan mengapa sebagian besar planet berotasi dalam arah yang sama dengan proses revolusinya.
Terus Mempertahankan Putarannya
Bersumber dari Info Astronomy, setiap objek yang sedang berputar cenderung mempertahankan putarannya.
Ini seperti gasing atau kursi kantor yang diputar. Tapi, perputaran kedua benda itu lama kelamaan akan habis.
Berbeda dengan putaran gasing dan kursi, tidak ada yang menganggu putaran Bumi dan benda lainnya.
Alasannya adalah karena ruang angkasa adalah ruang hampa. Akibatnya, Bumi dapat terus berputar.
Namun, kalau suatu hari nanti ada benda super besar menabrak Bumi, mungkin putaran Bumi berubah.
Ada kemungkinan, putaran Bumi berubah jadi melambat, semakin cepat, atau bahkan berubah arah, lo.
Baca Juga: Bintang Terbesar di Alam Semesta, Bisa Menampung Miliaran Matahari!
----
Kuis! |
Berapa durasi Mars berputar pada porosnya? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Kompas.com,Info Astronomy |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR