Bobo.id - Saat siang hari, coba lihat ke atas langit. Yap, di sana terlihat ada banyak sekali awan yang menggumpal.
Kalau dilihat secara sekilas, awan yang ada di langit memang terlihat tipis dan sangat ringan seperti kapas. Hihi.
Namun, tampaknya anggapan itu perlu kita pertimbangkan. Sebab, berat awan sama sekali tak boleh diremehkan.
Bahkan, ada ilmuwan yang menyebut dalam penelitiannya bahwa berat awan sama dengan 100 gajah. Wow!
Hmm, lalu, sebenarnya berapa berat awan yang sering kita lihat di langit, Bo? Simak informasi berikut ini, yuk!
Berat Awan Tidak Pasti
Saat melihat awan, kita mengira setiap gumpalan awan sama saja. Padahal, jenis awan di langit itu ada banyak.
Jenis awan ini berbeda-beda sesuai karakteristik dan ketinggiannya. Ada stratus, cirrus, cumulus, dan lainnya.
Meski jenisnya berbeda, kandungan semua awan di langit itu sama. Yap, tumpukan uap air dan kristal es kecil.
Awan yang paling umum adalah kumulus. Awan ini biasanya tampak melayang di langit. Ia terlihat sangat ringan!
Padahal, berat awan di luar bayangan kita. Seorang peneliti bernama Peggyu LeMone pernah mengukurnya sendiri.
Baca Juga: Awan Kumulus Akan Menghilang dengan Cepat saat Gerhana Matahari, Kenapa?
Menurut LeMone, kerapatan air yang terdapat pada awan kumulus yakni sekitar setengah gram per meter kubik.
Air itu tak terpusat pada satu titik di awan. Tetesan air yang membentuk awan berjumlah jutaan per meter kubik.
Meskipun diameter tetesnya tidak lebih dari 0,0003 milimeter, tapi bisa dibayangkan jumlahnya sangat banyak.
LeMone pun mengukur diameter awan. Hasilnya, satu km tiap bentuk kubus awan. Volumenya satu miliar meter kubik!
Berat awan kumulus dihasilkan dari proses pengalian massa jenis dengan volume awan atau seetara 500 ton air.
Ini artinya, pernyataan terkait berat awan yang setara 100 gajah itu fakta dan bisa dibuktikan secara ilmiah.
Berat Awan Kelabu
Ketika cuaca buruk, akan muncul hujan yang disertai petir. Umumnya, langit akan diselimuti awan kelabu atau hitam.
Saat melihatnya, awan tampak lebih padat. Hmm, apakah berat awan kelabu sama dengan awan kumulus biasa?
Sebagai informasi, awan kelabu memiliki jumlah air per meter kubik yang sama dengan awan kumulus, lo.
Hal yang membedakan adalah awan kelabu ini menutupi langit secara rata dan bisa mencapai 500 kilometer.
Baca Juga: Apa Hubungan Awan dengan Keadaan Cuaca? Materi IPA Kelas 3 SD
Uniknya, meski ketinggiannya lebih rendah atau lebih dangkal, tetapi berat awan kelabu bisa capai 25 juta ton air.
Degan kata lain, berat awan kelabu saat terjadi mendung bisa 50.000 kali dari awan kumulus. Wah, berat juga, ya!
Meski Berat, Kenapa Awan Tidak Jatuh?
Seperti Bobo sebutkan di atas, berat awan bisa sampai ratusan ton, bahkan awan kelabu bisa ratusan juta ton.
Meski berat awan bisa setara dengan 100 gajah, uniknya, awan tidak pernah jatuh ke Bumi. Kenapa begitu, ya?
Yap, awan tetap melayang di udara. Awan kelabu yang beratnya sampai jutaan ton pun tampak santai di langit.
Padahal, bumi kita memiliki gaya gravitasi. Artinya, semua benda yang dilempar ke atas, akan selalu jatuh ke bawah.
Meski begitu, ternyata hal ini tidak berlaku pada awan. Awan di langit bisa mengabaikan gaya gravitasi.
Seorang peneliti dari Colorado mengatakan awan tidak jatuh karena tetesan airnya sangat kecil, teman-teman.
Bersumber dari Live Science, tetesan air di awan rata-rata berukuran 1 juta kali lebih kecil dari tetesan hujan, lo.
Hal ini membuat arus angin di ketinggian menutup tetesan kecil ini dan menahannya di udara lebih lama.
Baca Juga: Mengenal Awan Magellan, Galaksi Kerdil yang Mengorbit Bimasakti
Awan bisa dikatakan 'jatuh' saat hujan. Saat tetesan awan mendingin dan memadat, tetesan tumbuh sangat berat.
Meski tetesan hujan jauh lebih besar dari tetesan awan, setiap tetesan hujan hanya memiliki diameter 2 milimeter.
Tetesan kecil itu akan menyebarkan beban awan sehingga 500 ton air tidak sekaligus jatuh ke permukaan bumi.
Nah, itulah penjelasan terkait berat awan yang ternyata bisa sangat berat. Semoga informasi ini bisa bermanfaat!
----
Kuis! |
Apa saja jenis-jenis awan? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR