Bobo.id – Beberapa hari lalu, teman-teman mungkin pernah mendengar berita tentang satelit milik Tiongkok yang jatuh ke Bumi.
Sebenarnya, kejadian satelit yang jatuh ke Bumi bukan hal aneh lagi.
Sejak dulu, sudah ada sampah antariksa lain yang jatuh ke Bumi.
Namun, sampah antariksa yang jatuh biasanya berupa potongan, bukan sesuatu yang utuh.
BACA JUGA: Stasiun Antariksa, Hidup di Langit, Dikubur di Lautan?
100 Ton Setiap Tahun
Menurut Solar Dynamic Observatory milik NASA, setiap tahun ada 100 ton sampah antariksa yang terbakar di atmosfer.
Sampah yang terbakar di atmosfer itu beragam, ada satelit yang sudah tidak digunakan, ada juga bagian roket yang terlepas.
Sampah antariksa yang terbakar di atmosfer kebanyakan sampah kecil. Jadi, sampah ini tidak akan jatuh ke Bumi.
BACA JUGA: Satelit yang Tak Digunakan Lagi
Satu Sampah Jatuh di Bumi Setiap Minggu
Selain sampah kecil, ada juga sampah antariksa berukuran besar yang terbakar di atmosfer.
Sampah antariksa yang berukuran besar biasanya berhasil jatuh ke Bumi.
Menurut data, setiap tahun ada 50 sampah antariksa yang berhasil jatuh ke Bumi.
Artinya, setiap minggu, ada satu sampah antariksa yang jatuh ke Bumi.
BACA JUGA: Kenapa Ada Banyak Sampah di Bulan?
Ribuan Sampah Jatuh di Indonesia
Menurut perhitungan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Indonesia sudah dijatuhi sampah antariksa ribuan kali.
Kalau dihitung, sampai 27 Januari 2009, Indonesia sudah kejatuhan 7.789 sampah antariksa berukuran di atas 10 cm, 3.388 kali kejatuhan satelit, dan 1.820 kali kejatuhan badan roket.
Sampah antariksa yang jatuh di Indonesia kebanyakan jatuh di laut, hutan, dan tempat tak berpenghuni.
BACA JUGA: Berapa Banyak Sampah di Ruang Angkasa?
Mendeteksi Lebih Tepat
Karena sampah antariksa yang jatuh ke Bumi cukup banyak, badan antariksa di seluruh dunia sedang berusaha melakukan pelacakan.
Pelacakan ini diharapkan bisa membantu badan antariksa mendeteksi lebih tepat, di mana sampah antariksa berikutnya akan jatuh.
Semoga usaha yang dilakukan badan antariksa itu berhasil, ya, Teman-teman.
Sumber: Kompas.com/Shierine Wangsa Wibawa, Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
Penulis | : | willa widiana |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR