Ketika tidur, ada empat tahap yang harus kita lewati, yaitu tiga tahap pertama yang disebut NREM dan tahap keempat atau REM, di mana pada tahap ini kita akan bermimpi.
Kalau pada bangun tidur seseorang mengalami sleep inertia, hal ini bisa disebabkan karena pada tahap ketiga dalam tidur otak menghasilkan gelombang delta yang jumlahnya lebih tinggi dari tahap sebelumnya.
Gelombang delta akan membuat tubuh jadi lebih peka dengan keadaan sekitarnya. Nah, gelombang delta inilah yang kemudian akan menyebabkan seseorang mengalami sleep inertia.
Faktor kedua penyebab sleep inertia adalah bagian otak bernama korteks prefrontal atau PFC yang aktif dengan lebih lambat.
Baca Juga: Urutan Golongan Darah dari yang Mudah Stres, Bagaimana dengan Golongan Darahmu?
Fungsi dari PFC ini adalah untuk mengambil keputusan dan mengendalikan motorik tubuh.
Dibandingkan dengan bagian otak lain, PFC kadang butuh waktu sekitar 30 menit untuk bisa menyamakan kinerja dengan bagian otak lainnya.
Membiarkan Tubuh Bangun Sendiri Bisa Mencegah Sleep Inertia
Sleep inertia memang tidak memiliki efek berbahaya yang langsung bagi tubuh, namun kondisi ini bisa sangat mengganggu.
Agar tidak mengalaminya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.