WHO Anjurkan Pasien COVID-19 di Rumah Gunakan Oximeter, Apa Itu Oximeter?

By Avisena Ashari, Rabu, 3 Februari 2021 | 13:00 WIB
Ilustrasi pulse oximeter (Photo by Stanley Ng from Pexels)

Bobo.id - Organisasi kesehatan dunia, WHO, menganjurkan pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri atau dirawat di rumah untuk menggunakan pulse oximeter, teman-teman.

Pulse oximeter berguna untuk memantau kesehatan pasien COVID-19, sehingga bisa diketahui apakah ada tindakan medis tertentu yang harus dilakukan di rumah sakit.

Sebenarnya, pulse oximeter itu apa, ya?

Baca Juga: Ciri-Ciri COVID Tongue, Gejala Baru COVID-19 yang Perlu Diwaspadai

Panduan Baru WHO untuk pasien COVID-19

Sejak awal masa pandemi, WHO telah mengeluarkan panduan untuk perawatan pasien COVID-19.

Panduan itu diperbarui secara berkala, teman-teman.

Baca Juga: Demi Tekan Kasus COVID-19, Orang dari Puluhan Negara Dilarang Masuk ke Arab Saudi Mulai Hari Ini, Indonesia Termasuk?

Dalam pembaruan beberapa hari lalu, WHO menganjurkan penggunaan alat pulse oximeter untuk pasien COVID-19 yang dirawat di rumah.

Besumber dari Kompas.com, juru bicara WHO Margaret Harris menjelaskan bahwa penggunaan pulse oximeter diperlukan agar pasien bisa mengukur kadar oksigen secara mandiri, teman-teman.

Sehingga, jika saat melakukan isolasi mandiri keadaan pasien memburuk, bisa segera dirawat di rumah sakit.

Baca Juga: Hari Ini Presiden Joko Widodo Disuntik Vaksin COVID-19 Dosis Kedua, Mengapa Vaksin COVID-19 Diberikan 2 Kali?

Ilustrasi menggunakan pulse oximeter (Pressestelle BFK Urfahr-Umgebung, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Baca Juga: GeNose akan Dipakai untuk Deteksi COVID-19 di Stasiun dan Terminal Pekan Depan, Bagaimana Prosedur Pemeriksaannya?

Apa Itu Pulse Oximeter?

Pulse oximeter adalah alat untuk mengukur tingkat oksigen dalam darah, teman-teman.

Pulse oximeter ini berbentuk seperti stapler dan ukurannya kecil.

Penggunaannya bisa dijepitkan pada bagian tubuh seperti jari tangan, jari kaki, atau daun telinga.

Penggunaan pulse oximeter ini bertujuan untuk memeriksa seberapa baik jantung memompa oksigen ke seluruh tubuh.

Umumnya, pulse oximeter digunakan di rumah sakit, terutama bagi pasien dengan penyakit sistem pernapasan dan sistem peredaran darah, misalnya seperti asma, pneumonia, kanker paru, serangan jantung, dan anemia.

Pasien COVID-19 perlu mengukur kadar oksigen dalam darah untuk mendeteksi apakah terjadi happy hypoxia.

Happy hypoxia merupakan penurunan tekanan oksigen dalam darah, yang bisa dialami oleh pasien COVID-19 bergejala.

Happy hypoxia ini berisiko menyebabkan penurunan kesadaran, sehingga bisa berdampak pada hal lain yang berbahaya bagi pasien COVID-19, teman-teman.

Baca Juga: Vaksin COVID-19 Bisa Diberikan pada OTG, Apakah Aman? Ini Penjelasan Kemenkes

Ilustrasi penggunaan pulse oximeter (FaustFoto/People photo created by prostooleh/Freepik)

Baca Juga: Asupan Makan Perlu Diperhatikan Selama Pandemi, 5 Makanan Ini Bisa Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Bagaimana Cara Kerja Pulse Oximeter?

Saat pulse oximeter dijepitkan ke jari tangan, jari kaki, atau daun telinga, akan muncul cahaya yang melewati darah.

Pulse oximeter akan mengukur perubahan penyerapan cahaya pada darah yang mengandung oksigen dan tidak mengandung oksigen.

Kemudian, pulse oximeter akan menunjukkan tingkat tinggi rendahnya oksigen dalam darah serta detak jantung.

Jika pulse oximeter menunjukkan angka 95 ke atas, maka artinya orang yang diukur tidak mengalami kekurangan kadar oksigen.

Sementara jika angka yang tertera kurang dari 94, maka artinya kadar oksigen dalam darah kurang dari normal.

Baca Juga: Bukan PSBB, Pembatasan Kegiatan Kali Ini Disebut PPKM, Apa Bedanya dengan PSBB? Yuk, Kita Cari Tahu

----- 

Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/

Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com