Museum Kebangkitan Nasional, Dulunya Pernah Menjadi Gedung Sekolah Dokter

By Petronela Putri, Rabu, 19 April 2017 | 08:41 WIB
Museum Kebangkitan Nasional (Foto: museumku.wordpress.com) (Petronela Putri)

Ada banyak sekali museum yang bisa ditemui di Jakarta, termasuk Museum Kebangkitan Nasional. Di gedung ini pernah lahir organisasi modern pertama bernama Boedi Oetomo. Tapi siapa sangka, bahwa dulunya museum ini adalah sekolah dokter!

STOVIA, sekolah dokter bumiputra

Gedung Museum Kebangkitan Nasional dibangun pada 1899 dan awalnya diperuntukkan bagi kegiatan belajar-mengajar untuk School tot Opleiding van Inlandsche Artsen atau yang dikenal dengan sebutan STOVIA. Dalam bahasa Indonesia, artinya Sekolah Dokter Bumiputra, sebab STOVIA adalah sekolah bagi pelajar pribumi.

Selain gedung sekolah juga ada asrama untuk murid STOVIA. Lulusan STOVIA biasanya menjadi pegawai pemerintahan dan ditugaskan untuk pergi ke daerah terpencil dan membantu mengobati penyakit-penyakit menular.

Menjadi tempat penahanan Belanda

Jepang sempat menduduki Indonesia dan ketika itulah gedung STOVIA dimanfaatkan untuk menahan warga negara Belanda yang ditangkap dalam operasi militer.

Boedi Oetomo

Ketika teman-teman baru masuk ke dalam museum, maka akan menjumpai sebuah patung. Itulah patung R. Soetomo, salah satu lulusan STOVIA. Soetomo merupakan pendiri sekaligus ketua dari organisasi bernama Boedi Oetomo.

Boedi Oetomo adalah organisasi modern pertama di Indonesia, beranggotakan para pemuda dan didirikan pada 20 Mei 1908. Hal inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Hari Kebangkitan Nasional.

Apa saja isi Museum Kebangkitan Nasional?

Ada banyak sekali, lo, isi museum ini! Misalnya patung Ki Hajar Dewantara yang merupakan Bapak Pendidikan Indonesia. Tanggal lahirnya diabadikan menjadi Hari Pendidikan Nasional, sebab Ki Hajar Dewantara telah menjadi pelopor pendidikan bagi masyarakat Indonesia.

Selain itu ada pula miniatur kapal milik Portugis ketika masuk ke Indonesia dan mencoba terjun ke dalam perdagangan rempah-rempah pada tahun 1500-an. Indonesia yang kaya akan rempah membuat banyak penduduk dari negeri asing berlomba-lomba datang dan mencari sumber kekayaan di Nusantara.