Kisah Cincin dan Ikan

By Vanda Parengkuan, Sabtu, 24 Maret 2018 | 04:00 WIB
Kisah Cincin dan Ikan (Vanda Parengkuan)

Baron kadang berpikir, sudah waktunya untuk puteranya mencari istri. Namun, karena ia semakin tertarik pada ilmu meramal, kadang ia tak ingat, dimana anaknya berada.

Suatu hari, Baron pergi berkuda dengan teman-temannya dan mereka tersesat di hutan. Hari sangat panas dan mereka kehabisan persediaan air. Mereka akhirnya tiba di pondok nelayan, dan melihat  Margareth duduk di depan pintu. Gadis cantik itu sedang menyiapkan sayuran untuk makan malam.

Baron dan teman-temannya turun dari kuda.

“Apakah kami bisa mendapatkan air?” tanya mereka.

Dengan ramah, Margareth mempersilakan mereka duduk dan ia pergi mengambilkan air. Pak Aldwin si nelayan dan istrinya keluar menyambut mereka juga dengan ramah.

“Puteri anda sangat cantik. Apakah dia sudah menikah?” tanya salah satu teman Baron.

“Atau, kau sudah punya tunangan?” tanya teman Baron yang lain pada Margareth.

Gadis cantik itu tersenyum malu dan berkata, “Belum. Kami ini orang miskin. Aku harus membantu kedua orangtuaku mencari nafkah. Tak ada waktu memikirkan pernikahan.”

Bangsawan sahabat Baron tertawa dan berkata, “Andai aku punya anak lelaki, pasti sudah aku jodohkan denganmu.”

Bangsawan itu lalu melihat ke  arah Baron dan berkata, 

“Kau kan pandai meramal. Kau bisa membaca misteri, dan memberi tahu keberuntungan orang lain. Coba kau ramal. Pria seperti apa yang akan menikahi gadis secantik Margareth ini?”

Baron sangat terkejut.