Setelah itu, Ibu mengulek kacang bergantian dengan Ana. Ibu mencampur kacang yang telah diulek dengan beberapa bahan lain. Lalu dicetak dengan cetakan kue. Ada yang berbentuk hati, bebek, dan sebagainya. Ana suka sekali mencetak adonan kue.
Kue-kue itu lalu dimasukkan ke dalam oven di atas kompor. Tentu saja bukan oven listrik.
“Bu, apa ini sudah waktunya makan siang?” tanya Ana.
“Belum. Kita masih ada waktu untuk main dulu,” kata Ibu.
Baca Juga : Populasi Global Rentan Kekurangan Vitamin D, Apa itu Vitamin D?
Jadi, Ana duduk di meja dapur dan bermain empat macam permainan. Congklak, halma, ular tangga dan ludo. Ana heran, Ibu ternyata masih menyimpan permainan kuno di dalam lemarinya.
Ibu menang di 2 permainan pertama, congklak dan halma. Ana memang belum terlalu pintar main kedua permainan itu. Namun Ana menang di 2 permainan terakhir. Ana merasa dadu yang dilemparnya itu kasihan padanya, sehingga membuat ia menang saat bermain ludo dan ular tangga.
Baca Juga : 5 Game Android untuk Ngabuburit yang Bisa Asah Otak dan Kemampuan Kita
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR