Kereta uap bergerak dari daya tarik mesin uap dari pembakaran bahan yang mudah terbakar, seperti batu bara, kayu, atau minyak.
Nah, setelah patennya kedaluwarsa pada 1880-an, beberapa penemu mulai melakukan pengembangan mesin uap untuk mesin pengangkut barang.
Salah satunya adalah Richard Trevithick yang membuat desain mesin uap bertekanan tinggi sehingga lokomotif juga memiliki tenaga yang lebih besar untuk membawa barang.
Setelah itu, semakin banyak penemu yang menciptakan lokomotif pembawa barang lainnya.
Namun, saat itu belum diciptakan kereta api yang digunakan untuk membawa penumpang.
Baca Juga: Hujan Buatan Bisa Atasi Kabut Asap di Riau, Bagaimana Caranya?
Seorang insinyur dari Inggris bernama George Stephenson baru menciptakan kereta api khusus penumpang pada 1825 yang beroperasi di Inggris timur laut.
Kereta api bermesin uap bernama The Rocket milik Pak Stephenson berhasil memenangkan kompetisi membuat lokomotif kereta, lo.
Desain kereta buatan Pak Stephenson dapat melaju dengan kecepatan 45 kilometer per jam dan mengangkut 30 orang penumpang.
Baca Juga: Mendengarkan Musik Kencang Membuat Makan Lebih Banyak, Benarkah Begitu? #AkuBacaAkuTahu
Kereta Diesel
Setelah kereta api dengan mesin uap mulai banyak digunakan untuk mengangkut penumpang, mesin kereta api mulai mengalami berbagai evolusi, nih, teman-teman.
Hal ini terbukti dari peralihan mesin kereta api dari kereta uap menjadi kereta diesel sekitar 1930-an.
Meskipun perubahan mesin kereta api baru digunakan sekitar 1930-an, mesin diesel sudah dipatenkan sejak 1898.
Mesin diesel ini diciptakan oleh Dr. Rudolf Diesel, yang bergerak dari pembakaran bahan bakar, seperti minyak tanah atau bensin.
Pembakaran ini menghasilkan udara bersuhu tinggi yang nantinya dapat menggerakkan mesin.
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR