"Oo, hari ini aku sial terus. Aku pulang saja!” seru Putri kesal.
Raja Siluman mulai gelisah. Ia menduga ada tamu tak terlihat di istananya. “Jangan sampai tamu tak terlihat itu mencuri sumber kekuatanku!” gumamnya, sambil memegang kalungnya. Hasan mendengar ucapan itu.
Raja Siluman akhirnya mengijinkan Putri pulang, diantar oleh siluman pelayannya. Begitu Putri pergi, Hasan melecutkan cambuknya ke arah leher Raja Siluman. Seketika, kalung sumber kekuatan itu jatuh ke lantai dan pecah.
“Aaaa...” Raja Siluman berteriak mengerikan, karena itulah akhir dari hidupnya. Ia berubah menjadi asap dan perlahan menghilang dari tempat itu.
Para pelayan siluman menjadi ribut dan berlarian ketakutan. Hasan buru-buru duduk di karpet ajaib, memecut cambuknya, dan seketika kembali di depan pintu kamar Putri. Ia pura-pura mendengkur keras. Ketika Putri tiba di situ, ia lega melihat Hasan masih tertidur. Ia buru-buru masuk ke kamarnya.
Esok paginya, Hasan menghadap Sultan dan berkata bahwa ia sudah tahu rahasia sang putri. Ia ingin menceritakan pengalamannya di depan semua penduduk kota di alun-alun. Siapa tahu Salim pun datang, pikirnya. Maka, Sultan pun mengumpulkan semua warga kerajaannya. Di panggung alun-alun, Hasan menceritakan petualangannya.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR