Di halaman istana, ternyata ada siluman buruk rupa. Ia menurunkan sebuah keranjang emas besar dari kepalanya. Putri Sultan duduk di dalam keranjang itu. Hasan juga buru-buru ikut duduk. Ketika akan berjalan lagi, siluman itu terhuyung-huyung karena keranjang itu kini menjadi berat.
Mereka melewati taman yang penuh pohon berbuah berlian. Hasan mematahkan sepotong ranting dan menyimpan di sakunya. Pohon-pohon itu berteriak, "Ada manusia yang melukai kami! Ada manusia!”
Siluman dan Putri tidak memerhatikan hal itu. Siluman itu terus berjalan dan tiba di istana Raja Siluman. Pelayan istana datang menyambut membawa sandal emas untuk Putri. Hasan buru-buru merebut sandal itu dan menyimpan di tas kantongnya. Putri dan pelayan itu heran karena sandal emas itu lenyap.
Dengan kesal, Putri masuk ke istana Raja Siluman. Hasan mengikutinya dengan tetap memakai sorban, juga membawa karpet dan cambuknya. Di dalam istana, Raja Siluman yang berwajah mengerikan, telah menanti sang Putri. Di dadanya, tampak ada kalung besar.
“Hari ini, semuanya aneh dan menyebalkan!” keluh Putri.
“Tidak perlu khawatir. Mari makan malam denganku,” ajak Raja Siluman.
Hasan kini tahu kalau Putri telah kena mantra Raja Siluman. Rupanya, setiap malam Putri menghilang karena menemani Raja Siluman makan malam. Kini, seorang pelayan siluman datang membawa hidangan di piring berhias permata. Hasan memukul tangan pelayan itu sehingga piring jatuh dan pecah. Ia lalu menyimpan sepotong pecahan piring di dalam tasnya.
Baca Juga: Asam Lambung Kambuh? 4 Makanan Ini Baik untuk Mengatasinya
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR