Bobo.id - Tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Dunia, teman-teman.
Kanker merupakan penyakit kronis yang bisa menyerang bagian tubuh tertentu, seperti paru-paru, usus, dan hati.
Penyakit ini menjadi salah satu penyakit yang dialami banyak orang di seluruh dunia dan belum diketahui penyebabnya.
Namun, risiko kanker bisa kita cegah dengan menerapkan gaya hidup sehat.
Nah, ada makanan dan kebiasaan yang sebaiknya dihindari atau dibatasi, karena bisa membuat gaya hidup tidak sehat dan meningkatkan risiko kanker.
Baca Juga: Manfaat Minum Rebusan Air Serai, Tak Disangka Bisa Cegah Berbagai Kanker!
2 Makanan yang Berisiko Meningkatkan Risiko Kanker
Daging Olahan
Daging olahan melewati proses penggaraman, pengawetan, dan pengasapan supaya awet.
Makanan yang termasuk daging olahan ini misalnya sosis, kornet, daging asap, dan berbagai olahan daging instan lainnya.
Bersumber dari Healthline, lembaga penelitian kanker internasional IARC, daging olahan mengandung senyawa yang bisa membuatnya menjadi bersifat karsinogenik.
Karsinogenik artinya bersifat menyebabkan kanker.
Orang yang terlalu banyak mengonsumsi daging olahan berisiko lebih tinggi mengalami kanker kolorektal, yaitu kanker yang ada di bagian usus besar bagian bawah.
Cancer Council New South Wales, Australia, menyebutkan bahwa menghindari konsumsi daging olahan bisa mengurangi risiko seseorang mengalami kanker.
Makanan dan Minuman Manis
Makanan dan minuman tinggi gula ini misalnya minuman kemasan, soda, dan berbagai makanan manis terutama makanan instan dengan banyak gula tambahan.
Penelitian menemukan bahwa menu makanan yang menyebabkan gula darah naik secara tiba-tiba berhubungan dengan meningkatnya risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker perut dan kolorektal.
Tingginya kadar gula darah dan insulin adalah salah satu faktor risiko kanker karena insulin memengaruhi sel sehingga sel kanker di tubuh bisa tumbuh dan menyebar.
Kadar gula dan insulin yang tinggi juga memengaruhi peradangan di tubuh. Lama-kelamaan, ini bisa menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak normal dan bisa menjadi penyebab kanker.
2 Kebiasaan yang Berisiko Meningkatkan Risiko Kanker
Tidak Memerhatikan Berat Badan yang Sehat
Berat badan yang berlebihan bisa meningkatkan risiko penyakit, termasuk kanker.
Berat badan yang berlebihan bisa menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak estrogen dan insulin, hormon-hormon itu bisa mendorong pertumbuhan sel kanker.
Karenanya, menjaga berat badan yang sehat sangat penting untuk mengurangi risiko kanker dan penyakit kronis lainnya. Penyakit kronis yang berisiko dialami seseorang yang kelebihan berat badan misalnya penyakit jantung dan diabetes.
Menurut American Cancer Society, kelebihan berat badan dan obesitas meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker usus, hati, ginjal, esofagus, dan pankreas.
Baca Juga: 10 Penyebab Bau Mulut, Bisa Karena Penyakit Gusi sampai Kanker
Baca Juga: Arti Stadium pada Kanker, Ada Sistem TNM dan Sistem Angka I - IV
Tidak Bergerak Aktif
Malas bergerak dan jarang melakukan aktivitas fisik bisa berdampak pada berat badan yang berlebihan.
Tahukah kamu? Tubuh yang aktif bergerak juga bisa memperbaiki kadar hormon dan sistem imun, serta mengurangi peradangan.
Hindari bermalas-malasan sepanjang hari dan mulailah bergerak afktir dan berolahraga.
Anak-anak sebaiknya memiliki setidaknya 60 menit aktivitas fisik dalam sehari, bisa dengan olahraga, bermain, atau menari.
Dengan bergerak aktif, ini bisa mencegah berbagai risiko seperti obesitas, yang meningkatkan risiko kanker.
Baca Juga: Kurangi Risiko Penyakit Jantung Hingga Kanker, Ini 6 Manfaat Konsumsi Jeruk Nipis untuk Kesehatan
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Source | : | Healthline,American Cancer Society,cancer.gov |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR