Bobo.id - Tubuh membutuhkan waktu tidur yang cukup untuk beristirahat setelah melakukan aktivitas selama sehari.
Dengan memiliki waktu tidur, organ di dalam tubuh kita juga ikut beristirahat dan kembali segar untuk digunakan keesokan harinya.
Dilansir dari Alodokter.com, inilah kebutuhan jam tidur anak berdasarkan rentang usianya.
- Usia 1–2 tahun adalah 10−13 jam per hari
- Usia 6−12 tahun adalah 9−12 jam per hari
- Usia 13−18 tahun adalah 8−10 jam per hari
Namun, kadang seseorang mengalami kesulitan tidur sehingga akan tidur terlalu larut malam.
Hal ini menyebabkan rasa malas dan enggan beranjak dari tempat tidur meskipun sebenarnya sudah membuka mata (dysania).
Jika kebiasaan ini terjadi dengan sering, bukan hanya menimbulkan rasa malas, namun juga dapat membahayakan bagi kesehatan.
Nah, berikut ini 4 bahaya yang akan terjadi pada tubuh jika kita terlalu sering tidur larut malam, teman-teman.
1. Lemahnya Sistem Imun
Baca Juga: Bukan 'Happy Sleeping', Begini Cara Bilang Selamat Tidur dalam Bahasa Inggris
Kurang tidur bisa membuat kita lebih rentan terhadap penyakit ternyata bukan hanya mitos.
Di dunia kesehatan, mengistirahatkan tubuh dengan tidur adalah cara untuk meningkatkan sistem imun.
Kurang tidur menyebabkan sistem imun melemah, sehingga kita membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh dari sakit.
Ini terjadi karena, tubuh akan menghancurkan sel-sel darah putih saat kita belum tidur sesuai dengan waktu istirahat.
Padahal sel-sel darah putih ini berfungsi untuk melindungi tubuh dari berbagai macam infeksi.
2. Menurunkan Kecerdasan Otak
Wah, ternyata terlalu sering tidur larut malam juga berdampak untuk otak, teman-teman. Mengapa bisa begitu, ya?
Tidur adalah waktu yang tepat untuk otak bisa beristirahat setelah digunakan seharian.
Tidur yang nyenyak merupakan kunci meningkatkan kemampuan otak, mulai dari berpikir hingga mengingat.
Nah, jika kita tidur dengan waktu yang kurang, maka otak tidak bisa berkembang lebih baik. Dampaknya kita bisa sering lupa, sulit berpikir, dan sulit untuk fokus terhadap suatu hal.
3. Mengganggu Proses Pertumbuhan
Baca Juga: 5 Penyebab Sering Mengantuk dan Lelah di Pagi Hari Serta Cara Mengatasinya
Apa hubungan tidur dengan proses pertumbuhan?
Ketika tidur, kelenjar di otak kita memproduksi hormon pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan secara alami oleh kelenjar pituitari dan hipofisis di otak.
Faktanya, hormon pertumbuhan lebih banyak diproduksi ketika malam hari, khususnya saat tubuh sedang beristirahat.
Nah, supaya hormon ini bisa melakukan fungsinya, kita harus mempunyai pola hidup sehat, salah satunya tidur dengan waktu 7 hingga 9 jam.
Jika kurang dari waktu istirahat yang dianjurkan, membuat kerja hormon ini terganggu sehingga pertumbuhan juga menjadi terhambat.
4. Merusak Suasana Hati
Teman-teman, apakah kamu punya adik dengan usia bayi hingga balita?
Ketika adik mengantuk, kamu pasti melihat perubahan suasana hati padanya menjadi lebih mudah menangis dan mengalami tantrum.
Di dalam dunia kesehatan, tantrum adalah kondisi ketika anak-anak meluapkan emosi dengan menangis kencang, marah, berguling-guling, dan melempar barang.
Nah, tantrum ini bisa dipicu oleh keadaan tubuh yang kurang istirahat. Khusus untuk anak-anak dengan usia sekolah, kurang tidur bisa menyebabkan kecemasan.
Oleh karena itu, penting untuk kita menjaga kesehatan dan suasana hati dengan memiliki waktu istirahat sesuai dengan anjuran kesehatan.
---
Kuis! |
Kenapa imun melemah hanya karena kurang tidur? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Khusus di bulan Oktober 2022, ada diskon 10% untuk berlangganan semua majalah dari Media Anak Grid Network - Kompas Gramedia.
Untuk langganan:
Majalah Bobo: https://bit.ly/PROMOBOBOOKTOBER
Majalah Bobo Junior: https://bit.ly/PROMOBOJUNOKTOBER
Majalah Mombi SD: https://bit.ly/PROMOMOMBISDOKTOBER
Majalah Mombi TK: https://bit.ly/PROMOMOMBIOKTOBER
Source | : | Alodokter.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR