Manae kembali muncul di depan Ratu Peri Negeri Kembaran Bumi. Wanita cantik itu tersenyum lembut padanya. Persis senyum ibuku, pikir Manae. Ah, Manae tiba-tiba rindu pada ibunya.
“Ratu, aku mau pulang sekarang,” pinta Manae.
“Ya, sebaiknya begitu. Ibumu sedang sibuk mencarimu sekarang. Tuh, lihat saja!” Ratu menunjuk ke permukaan danau. Manae menoleh melihat ke layar air permukaan danau.
“Manaeee... Manaee...” Ibu Manae tampak berteriak-teriak di depan rumah. Wajahnya kelihatan cemas.
“Aku harus pulang sekarang, Ratu!” Manae mulai gelisah.
“Ya. Dan, ingat, jangan terlalu sering menangis cengeng. Supaya Manachan cepat sembuh. Bilang juga pada Timi, jangan terlalu lama menangis sedih. Kasihan Timchan yang ikut merasa sedih,” Ratu mengedipkan mata.
Manae tersenyum dan mengangguk.
Puff Puff Puff!