Asap-asap berbentuk hati merubungi wajah Manae. Dan ia tiba-tiba muncul lagi di rumahnya. Terdengar langkah kaki ibunya yang pulang dari pasar.
“Manae, Ibu tadi terburu-buru sampai lupa membeli bandomu. Besok saja, ya!” sapa ibunya. Kata-katanya persis yang tadi. Dan, Manae pun hampir memberi jawaban yang sama.Namun, ia teringat pesan Ratu Peri.
“Tapi, Bu! Manae mau pakai sekarang. Ayo, kita balik ke pasar sekarang, Bu!” paksa Manae.
“Tidak bisa, sayang. Ibu, kan, harus memasak untuk makan siang. Ayahmu mengundang teman-temannya makan siang di rumah kita,” bujuk ibunya.
“Tidak mau! Pokoknya harus sekarang! Huungg... huuungg...” Manae mulai menangis lagi. Ia memang tidak suka kalau keinginannya ditunda-tunda.