Perlahan Manae membukanya. Kotak itu memang tempat bedak. Ada bedak padat dan kaca di dalamnya. Manae memerhatikan wajahnya di kaca itu. Tidak terlalu jelas. Bubuk bedak mengotori kaca. Namun, mata Manae yang sembab dan merah cukup terlihat. Hidungnya pun bengkak.
Fuh! Fuh! Manae meniup bubuk bedak yang menempel di kaca. Kini matanya yang bengkak semakin jelas terlihat. Uh! Jelek sekali! Tiba-tiba... Puff puff puff... Keluar asap-asap bagai awan-awan berbentuk hati. Manae memandangnya takjub. Apa ini kotak berisi jin? Pikirnya. Asap-asap itu berkerumun hingga membentuk sebuah sosok.
“Halo, Manae! Akhirnya kita bisa bertemu juga!”
Manae terperanjat! Kumpulan asap tadi berubah wujud menjadi wanita yang sangat cantik. Kulitnya putih sekali. Rambutnya ikal dan tergerai panjang. Tubuhnya melayang ringan.
“Si... siapa kau?” tanya Manae agak takut.
“Aku Ratu Peri Negeri Kembaran Bumi. Ayo, ikut aku!”
Tanpa banyak bicara lagi, wanita cantik itu meniup telapak tangannya. Puff puff puff...
Keluarlah asap-asap putih berbentuk hati seperti tadi. Asap-asap itu merubungi wajah Manae. Tiba-tiba ia merasa tubuhnya menjadi ringan dan melayang.
“Oh, aku jadi asap!” seru Manae kaget saat melihat tubuhnya. Ratu Peri itu pun kini telah berbentuk asap lagi. Ia menarik tangan Manae, dan mereka seperti tersedot masuk ke dalam kotak bedak tadi.
Syuuuutt... Manae merasa melewati lorong yang gelap. Ia tak bisa melihat apa-apa. Namun, itu tak lama. Seketika di depannya tampak pemandangan lagi.
“Selamat datang di Negeri Kembaran Bumi!” ujar Ratu Peri.
Manae memandang ke sekelilingnya. Ia berada di tempat yang mirip dengan tempat tinggalnya. Bedanya, tempat itu jauh lebih bersih. Langitnya pun lebih biru. Di situ, tampak sebuah taman. Mirip dengan taman di dekat rumah Manae. Tempat ia menemukan tempat bedak Ratu Peri.