Bobo.id - Di Bumi, kita seringkali mengalami fenomena alam gempa. Apakah Bulan mengalami hal yang sama?
Bulan adalah benda angkasa berbentuk bulat yang beredar mengelilingi Bumi. Cahayanya berasal dari Matahari.
Seperti kita tahu, bulan kemarin, India berhasil meluncurkan pesawat antariksa india dalam misi Chandrayaan-3.
Tujuan dari misi itu adalah untuk menemukan sumber air yang ada di Bulan. Namun ternyata banyak penemuan lain.
Bersumber dari Space.com, penjelajah Bulan India baru saja mendeteksi adanya Gempa Bulan sejak tahun 1970-an!
Ada Fenomena Gempa di Bulan
Vikram mendarat di kutub selatan Bulan pada 23 Agustus sebagai bagian dari misi Chandrayaan-3 milik India.
Instrumen Aktivitas Seismik Bulan yang terpasang di Vikram mendeteksi aktivitas seismik di permukaan Bulan.
Sebelum ini, aktivitas seismik di Bulan juga sudah terekam dan dideteksi oleh Misi Apollo tahun 1969 dan 1977.
Hal ini membuktikan bahwa Bulan memiliki struktur geologi kompleks yang tersembunyi jauh di dalamnya.
Seiring berjalannya waktu, teknologi makin canggih sehingga para ilmuwan bisa menyaring data dari Misi Apollo.
Baca Juga: 15 September Nanti, Bulan Memasuki Fase Bulan Baru, Apa Dampaknya?
Sebuah penelitian NASA di tahun 2011 mengungkapkan kalau inti bulan terdiri dari besi cair yang mengelilingi bola besi.
Di bulan Mei 2023, para peneliti juga menggunakan data medan gravitasi untuk mengkonfirmasi hipotesis ini.
Hasilnya, gumpalan mantel cair Bulan melayang ke permukaan sebagai gumpalan besi dan menimbulkan gempa.
Para ilmuwan juga menemukan ada empat jenis gempa bulan, yakni gempa dalam, dangkal, termal, dan meteorit.
Penelitian terbaru menyebut bahwa ada jenis gempa bulan kelima yang tidak terduga berasal dari pangkalan Apollo 17.
Gempa di Pangkalan Apollo 17
Tahukah teman-teman? Ternyata gempa bulan juga pernah terjadi di pangkalan pendarat bulan Apollo 17, lo.
Berdasarkan data, gempa itu mengembang dan bergetar setiap pagi saat dipanaskan oleh Matahari.
Setiap pagi di Bulan ketika Matahari menyinari wahana pendarat, fenomena gempa ini mulai bermunculan.
Setiap lima hingga enam menit, fenomena gempa bisa terjadi satu kali, selama periode 5-7 jam di Bumi.
Allen Husker, seorang profesor riset geofisika Caltech mengungkapkan bahwa kejadian ini teratur dan berulang.
Baca Juga: Hujan Meteor Terdekat Terjadi pada Awal Oktober 2023, Apa Namanya?
Meski gempa jenis kelima ini bukan disebabkan oleh Bulan, tapi gempa ini tetap berkontribusi pada pengetahuan.
Tak hanya itu, riset atau penelitian ini juga sangat penting untuk mengetahui perkembangan Bulan di masa depan.
Ketika banyak data terkumpul dan diketahui, maka para peneliti bisa merancang eksperimen dan misi yang tepat.
Ada Bagian Non-Magnetik
Selain medan magnet, ternyata Bulan juga memiliki bagian dalam yang non-magnetik. Ini berbeda dari Bumi.
Para ilmuwan percaya kalau bagian dalam Bulan mendingin cepat dan merata setelah terbentuk 4,5 miliar tahun.
Ini artinya, Bulan tidak memiliki medan magnet yang kuat sehingga banyak yang percaya tidak ada gempa di sana.
Lalu, bagaimana mungkin batuan berumur 3 miliar ini terlihat berada dalam medan geomagnetik seperti Bumi?
Kalau teman-teman menanyakan hal itu, maka misi Chandrayaan-3 milik India lah yang bisa menjawabnya suatu saat.
Saat ini, pendarat dan penjelajah itu sedang berada dalam mode tidur selama 14 hari hingga Bulan keluar.
Ketika Matahari kembali menyentuh permukaan kutub selatan Bulan, kedua alat ini akan mencari jawabannya.
Baca Juga: Fenomena Super Blue Moon Tahun Ini Jadi yang Terakhir Sebelum 2037, Ini Alasannya
----
Kuis! |
Apa nama misi pendaratan di Bulan oleh India? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | Space.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR