Ketika datang ke Bali pada saat rangkaian Hari Raya Galungan seperti sekarang ini, pasti Bali akan ramai dihiasi oleh penjor.
Makna
Hari Raya Galungan diperingati sebagai hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan). Galungan memberikan pemahaman bahwa niat dan usaha yang baik selalu akan menang dibandingkan niat dan usaha yang buruk.
Penjor
Pada saat Hari Raya Galungan tiba, Bali akan ramai dengan penjor. Penjor sendiri bermakna bentuk rasa syukur dengan anugerah yang dilimpahkan oleh Tuhan. Bentuknya lengkungnya merupakan symbol gunung, yang menyimpan banyak sekali sumber daya alam dan bisa digunakan oleh manusia.
Penjor dipasang di depan setiap gedung, baik itu rumah, toko, hotel, dan gedung lainnya. Penjor ini akan tetap dipasang sekitar dua minggu.
Rangkaian
Hari Raya Galungan jatuh tepat pada Rabu Kliwon Wuku Dungulan. Namun, rangkaiannya sudah dimulai sejak hari Senin yang disebut dengan Penyajaan. Lalu, hari Selasa disebut dengan Penampahan, dan satu hari setelah Hari Galungan, disebut Umanis Galungan. Hari-hari sebelum Penyajaan pun sebenarnya memiliki perayaan tertentu, begitu pula hari-hari setelah Umanis Galungan. Jadi, rangkainnya cukup panjang.
Pada hari-hari sebelum Galungan, biasanya umat Hindu melakukan persiapan, mulai dari membuat kue, mamasang penjor, menghias merajan (pura di rumah), dan persiapan lainnya. Pada saat Galungan tiba, umat Hindu akan bersembahyang, mulai dari rumah sampai ke pura-pura di sekitar.
Satu hari setelah Hari Raya Galungan, yaitu Umanis Galungan biasanya diisi dengan kegiatan rekreasi dan bertemu sanak saudara.