Benarkah hobbit pernah ada di Indonesia? Bukankah hobbit hanya ada di film saja? Ada seorang ilmuwan yang menemukan manusia kerdil ini di Indonesia lo.
Kamu tahu tokoh hobbit kan? Manusia kerdil yang ada dalam film. Ukuran tubuhnya lebih kecil dari manusia biasa. Tetapi apakah benar hobbit hanya ada dalam film saja? Ternyata tidak. Hobbit juga ada di dunia nyata lo. Manusia bertubuh kecil ini bahkan pernah hidup di Indonesia. Pada 2003, para ilmuwan menemukan fosil hobbit pertama di Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Baca ini juga yuk: Misteri 6 Manusia Kerdil di Indonesia
Berbeda dengan manusia
Manusia kerdil ini disebut juga Homo floresiensis. Spesies ini ditemukan oleh seorang imuwan yang berasal dari Perancis. Kemudian, penemuan ini diteliti oleh Pusat Arkeolog Nasional. Fosil ini kira-kira berusia 100 ribu tahun. Tapi masih belum dapat ditentukan apakah Homo floresiensis merupakan spesies yang berdiri sendiri.
Ada ilmuwan yang berpendapat bahwa manusia kerdil ini adalah Homo erectus yang terisolasi dan mengalami evolusi sehingga badannya mengecil. Tapi Antoine Balzeau, ilmuwan dari National History Museum Perancis, memastikan kalau Homo floresiensis berbeda dengan manusia atau Homo Sapiens.
Baca ini juga yuk: Hobbiton, Negeri Para Hobbit di Selandia Baru
Mirip manusia purba dari Afrika
Homo floresiensis memiliki tinggi kurang lebih 1,1 meter. Ia mempunyai bentuk tengkorak yang panjang dan rendah. Volume otaknya hanya 380 cc. Ukuran ini lebih kecil jika dibandingkan dengan manusia yang volume otaknya 1400 cc.
Setelah dibandingkan dengan manusia purba lainnya, Homo floresiensis mempunyai kemiripan dengan spesies lain dari Afrika. Manusia purba ini bernama Homo Habilis. Hobbit mempunyai struktur tubuh yang mirip dengan manusia purba asal Afrika ini.
Usaha pencarian fosil hobbit lainnya masih berlangsung hingga sekarang. Jika ditemukan fosil lainnya, mungkin para ilmuwan dapat mengetahui lebih banyak tentang manusia kerdil ini.
Mulai Sekarang Batasi Konsumsinya, Ini 6 Bahaya Minum Teh Berlebihan untuk Tubuh
Penulis | : | Aisha Safira |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR