Bobo.id - Ikan adalah salah satu makanan laut yang memiliki rasa enak dan bisa diolah dengan berbagai macam cara.
Namun, jika teman-teman ingin menyajikannya setiap hari di meja makan, maka penting untuk tahu teknik menyimpan atau mengawetkannya.
Untuk membuat ikan tahan lama, ada beberapa metode pengawetan yang bisa dilakukan, yaitu, pendinginan, penggaraman, pengasapan, hingga pengeringan.
Mungkin teman-teman tidak asing dengan metode pendinginan, tapi tiga metode lain bisa jadi pilihan saat tidak ada kulkas atau freezer.
Setiap metode pun akan menghasilkan tekstur dan rasa yang berbeda-beda.
Berikut akan dijelaskan empat cara pengawetan ikan yang mungkin bisa teman-teman coba di rumah.
1. Pendinginan atau Pembekuan
Metode pendinginan atau pembekuan merupakan cara yang paling umum dilakukan oleh orang perkotaan untuk membuat ikan awet lebih lama.
Sesuai dengan namanya, metode ini akan memanfaatkan suhu rendah dari 0 derajat hingga -42 derajat celcius.
Baca Juga: Makan Ikan Berlebih Ternyata Bisa Sebabkan Keracunan Merkuri, Apa Itu Keracunan Merkuri?
Metode pendinginan atau pembekuan bekerja dengan mengurangi hingga menghentikan pembusukan pada daging ikan.
Pengawetan ini dilakukan dengan memanfaatkan es batu atau mesin pendingin seperti freezer.
Selain diperkotaan, metode ini juga banyak dilakukan nelayan saat menangkap ikan atau saat pelelangan berlangsung.
Ikan akan terus disimpan di dalam tumpukan es batu atau dalam lemari pendingin, sehingga kondisi ikan akan tetap segar saat dijual.
2. Penggaraman
Metode pengawetan kedua adalah penggaraman yang disebut juga dengan pengasinan.
Cara ini akan menggunakan garam, yang berguna untuk membunuh bakteri pembusuk yang ada pada ikan.
Pada proses ini, ikan akan dibersihkan dan dibalur garam pada seluruh bagian tubuh ikan.
Garam yang membungkus ikan akan membuat air keluar dari dalam daging dan menghambat mikroorganisme dan enzim tertentu untuk tumbuh.
Baca Juga: Bisa Jadi Penyebab Kanker, Ini 4 Bahaya Terlalu Banyak Makan Makanan yang Dibakar
Untuk ikan kecil yang berukuran kurang dari 3,6 kg akan membutuhkan waktu selama dua hari untuk metode penggaraman. Sedangkan ikan lebih besar membutuhkan waktu lebih lama hingga 10 hari.
Hasil dari pengawetan dengan metode ini membuat tekstur ikan jadi kering dan rasanya asin.
3. Pengasapan
Selanjutnya metode yang cukup banyak digunakan yaitu pengasapan yang merupakan penggabungan penggaraman, pengeringan, dan pengasapan.
Metode ini tidak dipanaskan dengan menggunakan api melainkan hawa panas dari asap pembakaran.
Asap ini akan membunuh bakteri yang sebabkan pembusukan pada ikan.
Sebelum diasap, ikan akan dilapisi garam dan dikeringkan beberapa saat. Hal ini dilakukan untuk menurunkan kada cairan dalam tubuh ikan.
Pada proses pengasapan, suhu dari asap harus sekitar 40 sampai 80 derajat celcius.
Sedangkan waktu yang dibutuhkan akan berbeda-beda sesuai dengan ketebalan daging ikan.
Baca Juga: Enak dan Harganya Murah, Ternyata Makan Ikan Lele Bisa Picu 4 Masalah pada Tubuh
4. Pengeringan
Ada juga metode pengeringan yang juga populer dilakukan para pelaut.
Metode ini cukup mudah dan tidak membutuhkan banyak bahan.
Bahkan ikan yang dikeringkan dengan benar akan bisa bertahan selama dua bulan.
Untuk membuatnya, teman-teman harus bersihkan ikan, lalu iris tipis-tipis, dan gantung setiap potongan di bawah terik matahari.
Setelah 12 jam, bagian luar potongan ikan akan mengering, namun bagian dalam akan tetap terlindungi karena kering lebih lambat.
Pada malam hari, ikan harus dipindahkan ke dalam rumah, agar terhindar dari embun.
Nah, itu tadi empat metode pengawetan ikan yang bisa dilakukan di rumah baik dengan dibekukan atau dikeringkan.
----
Kuis! |
Berapa suhu yang dibutuhkan untuk metode pembekuan ikan? |
Petunjuk: Cek halaman 1! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Intisari.grid.id |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR