Teman-teman pernah penasaran, mengapa warna kulit manusia bisa berbeda-beda? Ada yang berkulit putih, sawo matang, kuning langsat, dan sebagainya. Hal tersebut ternyata dipengaruhi sebuah zat warna dalam tubuh makhluk hidup bernama pigmen.
Pigmen pada kulit manusia
Manusia memiliki organ tubuh terluar, yaitu kulit, biasanya setebal 2 hingga 3 milimeter. Kulit manusia memiliki warna yang berbeda-beda dan menjadi keunikan tersendiri. Perbedaan warna kulit ini dipengaruhi oleh pigmen atau zat warna.
Sebenarnya, pigmen bahkan ada dan mempengaruhi tubuh binatang serta tumbuhan juga, lo. Jika melanin atau zat pigmen dalam tubuh seseorang terlalu banyak, maka warna kulitnya akan semakin gelap. Tetapi jika melaninnya sedikit, maka kulit seseorang akan tampak lebih cerah.
Faktor genetik atau keturunan
Selain itu, biasanya faktor keturunan atau genetik juga memengaruhi warna kulit seseorang. Misalnya, jika ayah dan ibu teman-teman memiliki warna kulit yang berbeda, maka teman-teman akan mendapatkan warna kulit yang paling dominan di antara keduanya.
Lingkungan tempat tinggal
Hal lain yang juga memengaruhi warna kulit seseorang adalah lingkungan tempat tinggalnya. Orang-orang yang tinggal di negara dengan 4 musim umumnya memiliki kulit lebih cerah, sebab durasi terpapar sinar mataharinya tidak sebanyak orang yang tinggal di negara 2 musim seperti Indonesia. Karena banyak terpapar sinar matahari, biasanya kulit seseorang menjadi lebih gelap.
Albinisme akibat kekurangan pigmen
Albinisme merupakan salah satu kelainan yang disebabkan kurangnya zat pigmen melanin atau zat warna dalam tubuh makhluk hidup. Hal ini bisa melanda hewan maupun manusia. Biasanya, orang-orang dengan gejala albinisme akan sangat sensitif dan tidak tahan terhadap serangan sinar matahari.
Kulit mereka akan tampak seperti luka bakar jika terlalu banyak terpapar matahari. Selain matahari, cahaya lampu yang terlalu terang juga tidak baik bagi penderita albinisme, sebab dapat membatasi penglihatan mata.