Lapisan es di Arktik ternyata menyimpan rahasia. Di dalamnya ada virus raksasa kuno yang bisa bangkit lagi. Apakah virus ini berbahaya?
Sekelompok peneliti dari Siberia menemukan sebuah virus raksasa di Arktik pada 2015 lalu. Virus raksasa kuno ini rupanya sudah terperangkap di dalam es sejak puluhan ribu tahun yang lalu. Setelah diteliti, virus ini diperkirakan berusia 30.000 tahun. Virus ini diberi nama Mollivirus sibericum dan diketahui dapat menginfeksi amoeba.
Terjebak di permafrost
Mollivirus sibericum ditemukan terjebak di permafrost. Apa itu permafrost? Permafrost adalah lapisan yang tetap beku di bawah tanah daerah kutub. Lapisan ini dapat menjadi tempat bagi bakteri dan virus untuk tetap hidup dalam jangka waktu yang lama. Bakteri dan virus ini akan terjebak di permafrost yang beku kecuali jika esnya mencair.
Biasanya, setiap musim panas lapisan es akan mencair sedalam 50 cm. Tapi dengan adanya pemanasan global, proses pencairan lapisan es semakin cepat dan dalam. Lapisan permafrost pun ikut terkena panasnya. Jika lapisan ini mencair, virus dan bakteri yang terperangkap di dalamnya dapat bangkit kembali.
Apakah berbahaya?
Para ilmuwan mengatakan kalau kita tidak perlu takut akan hal ini. Lapisan permafrost tidak mencair begitu saja. Saat lapisan ini mencair, esnya akan langsung diproses dan dibawa ke laboratorium. Oleh karena itu, kita tidak perlu khawatir karena virus-virus ini masih jauh dari populasi manusia. Hal yang perlu kita khawatirkan adalah virus-virus yang ada di sekitar kita.
Sebenarnya penemuan virus kuno sudah sering terjadi. Contohnya adalah penemuan Mimivirus sekitar 10 tahun yang lalu. Virus ini ditemukan di lapisan es Rusia yang meleleh. Mimivirus dua kali lebih besar dari virus biasa. Tak hanya virus, hal ini pun bisa terjadi pada bakteri. Pada 2017, ditemukan bakteri yang sudah terperangkap di dalam Gua Lechuguilla, Mexico selama 4 juta tahun lebih.
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Penulis | : | Aisha Safira |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR