Babirusa atau yang dikenal juga sebagai babyrousa celebesis adalah hewan khas Sulawesi. Mengapa hewan ini disebut babirusa?
Secara fisik hewan ini mirip babi hutan biasa, tetapi jika diperhatikan lagi, terdapat sedikit perbedaan. Kaki babirusa mirip sekali dengan seekor rusa, sedangkan tubuhnya mirip seekor babi.
Selain itu, ada cula yang mencuat ke atas dari dalam mulut babirusa. Uniknya, hanya babirusa jantan yang memiliki cula ini. Sebenarnya cula tersebut merupakan gigi taring si babirusa yang tumbuh ke atas dan membentuk lengkungan, teman-teman!
Babirusa jantan biasa menggunakan culanya untuk bertarung dengan lawan-lawannya, serta untuk mempertahankan diri. Masing-masing cula ini ternyata juga memiliki fungsi sendiri. Cula bagian atas untuk menahan serangan musuh. Sebaliknya, cula bagian bawah digunakan untuk menyerang balik.
Hewan malam yang mendiami hutan tropis
Hewan ini hidup di hutan tropis dan tentu saja penyebarannya paling banyak di Pulau Sulawei. Selain itu, babirusa juga bisa ditemukan di Maluku, Buru, atau bahkan Togian. Babirusa mencari makan pada malam hari. Sebagai seekor hewan omnivora, ia biasa memakan tumbuh-tumbuhan, jamur, atau buah yang ditemui.
Secara fisik, berat seekor babirusa bisa mencapai 90 kilogram, lo! Sedangkan panjangnya bisa melewati 100 sentimeter. Wah, ternyata babirusa ini cukup berat juga ya, teman-teman.
Hewan pemalu yang semakin langka
Kini, babirusa telah ditetapkan sebagai hewan langka yang terancam punah. Populasinya sudah semakin berkurang. Alasan langkanya hewan ini kurang lebih mirip dengan beberapa hewan lain, yaitu kehilangan habitat dan tempat tinggal akibat perburuan liar. Padahal seharusnya, seekor babirusa bisa hidup hingga 20 tahun lebih.
Nah, selain itu, babirusa adalah hewan yang lucu dan pemalu, lo! Meski jika merasa terganggu, mereka tidak akan ragu untuk menyerang musuhnya.