Biasanya saat kepedasan, kita lebih memilih untuk minum air dingin. Padahal seharusnya saat kepedasan lebih tepat minum air hangat. Mengapa begitu, ya?
Minum air dingin pada saat kepedasan sepertinya enak, ya. Minuman dingin memang dapat menghilangkan rasa pedas dalam mulut kita, tapi hal ini hanya berlaku untuk sementara saja. Setelah sensasi dinginnya hilang, rasa pedas dalam mulut kita dapat bertambah berkali-kali lipat. Ternyata, untuk menghilangkan rasa pedas lebih tepat jika kita meminum air hangat.
Rasa pedas ditimbulkan oleh senyawa bernama capsaicin. Dengan meminum air hangat, senyawa pembuat rasa pedas tersebut akan larut di dalamnya. Ada juga cara lain untuk menghilangkan rasa pedas dalam mulut, seperti mengkonsumsi nasi, mentimun, atau minuman yang asam. Selain itu, kita juga bisa mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak, seperti susu atau selain kacang.
Mengkonsumsi minuman dingin saat kepedasan ternyata mempunyai dampak untuk kesehatan kita, lo. Apa saja, sih, dampaknya?
1. Menghilangkan Nutrisi
Saat mengkonsumi minuman dingin, tubuh akan berusaha membuat suhunya normal kembali. Usaha ini memerlukan energi. Di saat yang sama, tubuh juga memerlukan energi untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisinya. Nah, karena energinya sudah terpakai, nutrisi yang diserap oleh tubuh menjadi tidak maksimal.
2. Memperlambat Pencernaan
Mengkonsumsi minuman dingin juga dapat menyebabkan proses pencernaan melambat. Mengapa? Karena saat mengkonsumsi minuman dingin, usus akan menyempit. Akibatnya, proses pencernaan makanan menjadi terhambat. Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, lo.
3. Membuat Perut Buncit
Di dalam perut terdapat bantalan lemak yang fungsinya adalah untuk menghangatkan. Saat kita mengkonsumsi minuman dingin, bantalan lemak ini juga lah yang akan menghangatkannya. Semakin sering kita mengkonsumsi air dingin, bantalan lemak ini pun akan semakin bertambah. Akibatnya, perut akan menjadi buncit.
Nah, sudah tahu kan cara yang benar untuk menghilangkan rasa pedas? Bukan dengan mengkonsumsi minuman dingin tapi hangat. Jangan salah lagi, ya!
Penulis | : | Aisha Safira |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR