Segitiga Bermuda tidak hanya ada di Samudra Atlantik saja lo. Indonesia juga punya Segitiga Bermuda sendiri. Namanya adalah Masalembo. Kalau rahasia di balik Masalembo ini apa sih?
Sama seperti Segitiga Bermuda, Masalembo juga berbentuk segitiga. Segitiga ini menghubungkan Pulau Bawean di Jawa Tmur, Kota Majene di Sulawesi Barat, dan Kepulauan Tengah di Nusa Tenggara Barat. Kepulauan Masalembo sendiri terdiri dari tiga pulau kecil, yaitu Masalembu, Masakambing, dan Keramaian. Masing-masing dihuni oleh 1.000 hingga 4.000 penduduk. Di Masalembo juga sering terjadi kasus pesawat dan kapal hilang.
Di tengah masyarakat Masalembo berkembang sebuah mitos bagi para nelayan. Pada Desember hingga Juni, para nelayan dilarang untuk melaut. Sebabnya, gelombang air di Masalembo sedang tinggi dan besar. Ada juga mitos ‘garis putih’. Garis ini adalah batas wilayah yang suci atau sakral. Jika ada orang atau nelayan yang berlayar melewati garis ini maka mereka tidak akan selamat.
Ada juga yang mengatakan bahwa Masalembo adalah daerah kekuasaan Ratu Malaka. Siapapun yang ingin melewati daerah ini harus membawa persembahan. Ini berlaku terutama bagi para nelayan jika mereka ingin melewati Masalembo dengan selamat.
Tapi semua mitos itu tentu hanya cerita buatan saja. Ada penjelasan ilmiah di balik Masalembo. Wilayah Masalembo merupakan tempat pertemuan beberapa arus. Ada arus yang datang dari barat dan mengarah ke Laut Jawa. Ada juga arus dari Selat Makassar yang bergerak ke arah utara. Selain itu, ada arus kencang yang berasal dari Samudra Pasifik dan menuju ke Samudra Hindia. Semua arus ini membuat pergerakan air di Masalembo tidak menentu. Hal ini biasanya terjadi dari Desember hingga Januari dan Juli sampai Agustus.
Perbedaan Masalembo dan Segitiga Bermuda
Menurut beberapa ahli, gaya magnetik di Masalembo lebih kecil dari Segitiga Bermuda. Perbedaan lainnya adalah Masalembo tidak mempunyai tambang gas metana seperti Segitiga Bermuda. Tapi Masalembo mempunyai titik kantung udara atau air pocket. Titik kantung udara ini juga bisa muncul tiba-tiba dari dalam laut dan menyedot apapun yangada di permukaannya.
Penulis | : | Aisha Safira |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR