Melukis merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan. Selain menggambar wajah seseorang atau pemandangan yang indah, teman-teman juga bisa bermain dengan warna. Tetapi, ada seorang tuna netra yang bisa melukis, lo! Kok bisa, ya?
Pelukis asal Turki yang buta sejak lahir
Namanya Esref Armagan. Beliau merupakan seorang seniman pelukis asal Turki yang hingga kini karyanya cukup terkenal, teman-teman. Uniknya, beliau merupakan salah satu penyandang tuna netra atau tidak bisa melihat seperti orang-orang pada umumnya.
Esref Armagan lahir dari sebuah keluarga miskin di Turki pada tahun 1953 yang lalu. Bahkan sewaktu kecil, Esref Armagan tidak bersekolah karena keterbatasan biaya. Karena fisiknya, Esref Armagan pun pernah tidak diizinkan bermain bersama anak sebaya semasa kecil. Akibatnya, beliau malah mencoret-coret di ruang kerja ayahnya.
Terus berlatih melukis
Meski terbatas karena penglihatannya, Esref Armagan tidak menyerah lo, teman-teman. Beliau tetap berlatih dan terus berlatih melukis selama puluhan tahun. Esref Armagan menggunakan cat air dan melukis langsung menggunakan jari serta telapak tangannya. Sedikit berbeda dengan pelukis lain yang menggunakan kuas.
Selain itu, Esref Armagan tidak suka diganggu ketika sedang melukis sebab menurut beliau kegiatan ini membutuhkan konsentrasi tinggi.
Pernah melukis ibu negara hingga presiden
Walau tak pernah bisa melihat satu warna pun, tetapi Esref Armagan sudah pernah melukis wajah mantan ibu negara dan presiden Turki, lo, teman-teman! Bahkan, Esref Armagan juga pernah melukis wajah Bill Clinton –seorang mantan presiden Amerika. Yang lebih mengejutkan, Bill Clinton kemudian mengirimkan surat kepada Esref Armagan berisi ucapan terima kasih atas lukisannya tersebut.
Wah, senangnya, ya!
Bagaimana caranya melukis tanpa melihat?
Mungkin inilah yang membuat banyak orang penasaran, bagaimana cara Esref Armagan bisa melukis padahal tidak bisa melihat warna dan gambar yang dibuatnya. Pelukis tuna netra yang pernah menggelar pameran di Turki, Belanda, Istanbul dan berbagai negara lain ini mengungkapkan bahwa ia banyak belajar dari hasil mendengar.
Karena tak bisa melihat, pendengaran Esref Armagan menjadi lebih peka. Misalnya ketika akan melukis wajah presiden, ia mendengarkan informasi mengenai sang presiden dari cerita teman-temannya, kemudian mencari informasi tentang perbedaan warna, dan mulai melukis perlahan-lahan.
Oh ya, Esref Armagan juga pernah diwawancarai oleh Discovery Channel untuk The Real Superhumans karena karya-karyanya, lo! Hihi.
Terbit Hari Ini, Mengenal Dongeng Seru dari Nusantara di Majalah Bobo Edisi 35, yuk!
Penulis | : | Petronela Putri |
Editor | : | Sigit Wahyu |
KOMENTAR