Koran atau surat kabar merupakan media untuk menyampaikan informasi kepada orang banyak. Koran telah digunakan manusia selama ratusan tahun. Nah, tahukah kamu apa nama koran pertama di negara kita? Ini dia!
Sejarah surat kabar pertama di Indonesia
Surat kabar sudah ada sejak beberapa abad yang lalu. Bahkan sebelum Indonesia, Eropa sudah menerbitkan surat kabar pertama mereka yaitu pada abad ke-17. Sedangkan di Indonesia, surat kabar masih ada dan terbit hingga kini, meski berbagai teknologi bermunculan untuk menyampaikan berita.
Koran pertama di Indonesia terbit pada zaman VOC, tepatnya tahun 1745. Kala itu, surat kabar bernama Bataviasche Nouvelles tersebut hanya memuat informasi-informasi tentang VOC yaitu berita mengenai kapal dagang, informasi tentang pejabat VOC, pernikahan, dan lain sebagainya yang lekat dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga, yang membacanya hanya kalangan bangsa Belanda sendiri.
Diterbitkan seminggu sekali
Bataviasche Nouvelles ternyata ditulis tangan, lo, teman-teman! Koran pertama ini terbit tiap seminggu sekali dan berjumlah 4 halaman. Seiring berjalannya waktu, Bataviasche Nouvelles semakin berkembang dan berbelok menuliskan kritik tentang kesewenang-wenangan penjajah sehingga koran Bataviasche Nouvelles ditutup pada tahun 1746.
Surat kabar melayu pertama di Indonesia
Puluhan tahun berlalu, ketika sebuah surat kabar lain muncul, tetapi surat kabar ini merupakan koran berbahasa melayu. Namanya Al Juab dan banyak menuliskan mengenai agama Islam, teman-teman. Al Juab terbit pertama kali tahun 1795, tetapi kembali ditutup setelah 29 tahun.
Surat kabar pada zaman penjajahan Jepang
Ketika Belanda pergi dan Jepang menduduki Indonesia, seluruh surat kabar diambil alih dan sangat diawasi oleh Jepang, lo! Sebab, surat-surat kabar yang terbit digunakan bangsa jepang untuk memuji-muji pemerintahan Jepang. Biasanya wartawan Indonesia hanya mendapat posisi pegawai, sedangkan pemimpin surat kabar tetap warga Jepang.
Surat kabar Tjahaja merupakan salah satu surat kabar yang terbit di era Jepang yaitu sekitar bulan Juli 1944. Meski menggunakan bahasa Indonesia dan terbit di Indonesia, tetapi surat kabar Tjahaja memuat segala hal mengenai Jepang.